Pada Rabu, 1 Oktober 2025, Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada berkolaborasi dengan Program Studi Magister Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada mengadakan suatu kegiatan launching buku “Rethinking Histories of Indonesia: Experiencing, Resisting, and Renegotiating Coloniality” yang coba dikolaborasikan serta dikaitkan dengan rangkaian kegiatan Go South (Annual Convention on The Global South) 2025 yang mengusung tema 70 Years Bandung Spirit (Re-Invigorating Decolonial Struggle Amidst Geopolitical Turbulence). Turut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan ini beberapa dosen dan tenaga pengajar dari Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada seperti Dr. Abdul Wahid M.Hum., M.Phil., Dr. Widya Fitria Ningsih S.S., M.A., dan Dr. Wildan Sena Utama S.S., M.A., yang berpartisipasi sebagai pembicara, penanggap, dan juga moderator dalam kegiatan ini. Disamping para ahli dan peneliti yang berasal dari Universitas Gadjah Mada, kegiatan peluncuran buku ini pula turut dihadiri oleh para peneliti dari luar Universitas Gadjah Mada utamanya yang turut terlibat dalam kajian dan penulisan buku ini seperti Prof. Katherine McGregor (University of Melbourne), Brigitta Isabella M.A. (Institut Seni Indonesia), dan Dr. I Ngurah Suryawan (Universitas Papua).
2025
Pada Jumat, 19 September 2025, Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari Kolonel Caj. Dr Kusuma M.Si., seorang alumni Program Sarjana Sejarah Universitas Gadjah Mada tahun 1992 yang saat ini bertugas sebagai pengajar dan kepala Program Studi Magister Manajemen Bencana, Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan. Dalam kesempatan ini beliau memberikan kuliah tamu terkait “Perspektif Baru” dalam penulisan narasi sejarah militer secara akademik kepada Mahasiswa S1 Sejarah Universitas Gadjah Mada yang sedang mengambil mata kuliah Dasar-Dasar Teori dan Metodologi Sejarah. Dalam kuliah ini beliau menyampaikan materi terkait pentingnya kajian sejarah militer sebagai pola dan khazanah kajian baru dalam Historiografi Sejarah Indonesia yang dilakukan melalui metode dan pendekatan secara akademik. Pada kuliah ini, beliau pula menyempatkan diri untuk berbagai ilmu dan pengalaman terkait manfaat dan peran dari pemahaman serta kemampuan dalam membaca, melakukan interpretasi, dan menuliskan suatu realitas sosial dalam berbagai tugas dan tanggung jawab yang beliau emban sebagai seorang tentara. Kesabaran dan ketelitian dalam mengambil keputusan serta kebijakan merupakan sikap
dan ilmu penting lainnya yang beliau dapatkan saat menempuh studi S1 di Departemen Sejarah UGM yang menjadi sikap pedoman beliau dalam menjalankan tugas kedinasan. Kegiatan perkuliahan berlangsung secara interaktif dimana mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya serta berdiskusi terkait materi yang beliau sampaikaan. Pada ujung kegiatan beliau menitipkan pesan kepada seluruh mahasiswa bahwa kajian dan lulusan bidang sejarah merupakan salah satu aspek yang penting dan diperhitungkan secara karir utamanya yang berkaitan dengan dinas kemiliteran karena dalam berbagai operasi, pengambilan kebijakan, serta keputusan strategis selalu melibatkan pendekatan historis untuk menganalisis suatu persoalan yang terjadi. Beliau pula mengajak para mahasiswa yang memiliki minat serta harapan untuk bergabung sebagai sejarawan militer untuk mempersiaapkan diri sejak saat ini tidak hanya persiapan yang bersifat akademis, melainkan pula persiapan secara fisik, mental, dan juga rohani.
Pada Sabtu, 20 September 2025,Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Pengurus Angkatan S1 Sejarah tahun 2024 mengadakan kegiatan Family Gathering dan Kenal Lebih Dekat Keluarga Sejarah bagi Mahasiswa Baru S1 angkatan 2025. Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Program Studi S1 Departemen Sejarah, Dr Mutiah Amini S.S,.M. Hum. yang secara simbolis membuka rangkaian kegiatan ini. Pada moment sambutan ini, Dr Mutiah Amini menitipkan pesan tentang pentingnya menjaga kesehatan baik secara fisik maupun emosional dalam menjalankan kehidupan akademik bagi Mahasiswa Baru angkatan
2025. Rangkaian kegiatan Family Gathering tahun ini terdiri atas beberapa segmen kegiatan antara lain Kenal Kakak Tingkat, Kenal Alumni, dan Sharing Session terkait kehidupan akademik serta persiapan karir bersama Dosen Departemen Sejarah UGM Dr Widya Fitria Ningsih S.S.,M.A. dan Alumni Ayu Wulandari M.Hum. Kegiatan Family Gathering ini pula dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang meningkatkan interaksi, komunikasi dan solidaritas antar mahasiswa baru angkatan 2025. Dalam kegiatan ini, Anindya Nitya Safa Putri selaku Ketua Pelaksana Family Gathering Sejarah 2025 menyampaikan bahwa kegiatan Family Gathering ini sendiri terdiri atas kegiatan Sharing Session dan Outbound yang dibagi dalam dua hari kegiatan. Kegiatan Family Gathering
ini sendiri memiliki tujuan untuk menjalin hubungan dan relasi yang sehat juga asertif antara Pengurus Departemen, Kakak Tingkat dan Mahasiswa Baru Departemen Sejarah UGM. Disamping itu, dalam kegiatan ini Safa juga berharap bahwa setelah kegiatan ini dilaksanakan besar harapannya akan tercipta komunikasi dan kerjasama yang lebih harmonis antar Mahasiswa Program Studi S1 Sejarah UGM pada kegiatan mendatang.
Application deadline: 30 November 2025
Research period: 2026
About the program
This program is part of a larger research entitled “Tracing evolutionary pathways in grassroots climate governance: Connecting the past, present, and future inter-scalar adaptation strategies in Southeast Asia – TRACE” based at KITLV and Leiden University, the Netherlands. The Department of History UGM as a partner of this research program invites university students and alumnus who are eager to trace traditional knowledges associated with irrigated agriculture, particularly with wet rice cultivation in Java, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, and islands of Eastern Indonesia. What kinds of knowledge consulted, how they are stored, and how they relate between different ontological forms are the primary task of the tracing. This program intends to look into layers of memories and reposited knowledges amongst farming communities of irrigated rice agriculture in the archipelago. These layers point to its emergence and entanglements with states, including the traditional kingdoms, sultanates, Dutch Indies colonial state, and the post independence Republic of Indonesia. Through ethnographic/oral history and archival research and by providing a space for farmer/community agency, we intend to work together with farming communities, environmental groups, and the government in order to trace the knowledges that must have been passed down from various generations on the ecological knowledge related to the creation and maintenance of irrigated agriculture.
Hosted in Europe or Southeast Asian countries | 3 Fellowships | 2 months each
Application deadline: 31 December 2025
Fellowship period: Autumn 2026
The Restituting, Reconnecting, Reimagining Sound Heritage (Re:Sound) project invites applications for three short-term research fellowships aimed at scholars, curators, artists, and source community members from Southeast Asia. These fellowships seek to support original research and curatorial experimentation within two main sound collections in the Netherlands: The Jaap Kunst Collection at the Universiteit van Amsterdam (UvA) and The Philips Omroep-Hollandse Indies radio broadcasts at the Netherlands Institute for Sound and Vision (NISV), or other repositories of source communities from Southeast Asia in Europe and repositories in Southeast Asia relevant to Re:Sound.
Restituting, Reconnecting, Reimagining Sound Heritage (Re:Sound)
Institutions : Universitas Gadjah Mada (UGM) and Universiteit van Amsterdam (UvA)
Funding Body : The Dutch Research Council (NWO)
Application Deadline : 5 May 2025
Start Date : 1 August 2025
Duration : 3 years (full-time)
Project Overview
Re:Sound renegotiates Eurocentric understandings, conceptions and curations of “heritage”. This Eurocentrism obscures the coloniality of the history that “heritage” is supposed to narrate and obstructs the access of source community stakeholders to their own “heritage”. There is no scholarly or curatorial model to decenter European agencies and diversify understandings of heritage (curation). Re:Sound bridges this knowledge gap by focusing on sonic heritage, in particular two colonial sound collections from Indonesia, now located in the Netherlands, The Jaap Kunst Collection at the University of Amsterdam, and the Philips Holland Omroep-Hollandse Indies radio broadcasts at the Netherlands Institute for Sound and Vision (NISV).
Following the launching of the research project on Lombok Heritage, the Department of History, Universitas Gadjah Mada (UGM) hosted a public lecture titled “Beyond the Point of No Return: The Re-Emergence of Indonesian Debates and Concepts on the Return of Cultural Objects”. The public lecture was delivered by Dr. Sadiah Boonstra, a historian and curator, as well as the founder of CultureLab Consultancy. She is also one of the postdoctoral researchers within the Indonesia-Netherlands research consortium focused on the Lombok Heritage.
Image: Jaap Kunst’s Collection, Universiteit van Amsterdam, Olivier Middendorp.
We are delighted to announce that our collaborative research team at the Department of History, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, and the Department of Musicology at the University of Amsterdam (UvA) has been awarded a significant grant from the Royal Dutch Research Council (NWO) under the Research into Collections with a Colonial Context program to support our research project, Restituting, Reconnecting, and Reimagining Sound Heritage (Re:Sound).
Image: Sadiah Boonstra’s Public Lecture Materials (13 February 2025).
The research project “Exploring New Futures for Indonesian Objects: Dismantling Colonial Knowledge Production and Recovering Lost Histories and Memories” officially commenced on January 25, 2025. The project is a three-year program funded by the Royal Dutch Research Council (NWA), led by Professor Bambang Purwanto (History Department, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada) and Professor Ihab Saloul (Amsterdam School for Heritage, Memory, and Material Culture, Universiteit van Amsterdam). This project convenes a distinguished consortium of experts and institutions both in the Netherlands and Indonesia, namely Universiteit van Amsterdam, Wereldmuseum, Rijksmuseum, Universitas Gadjah Mada, and the Ministry of Culture of the Republic of Indonesia.
On Tuesday, February 4, 2025, a historical discussion was held in Room 709, 7th Floor, Soegondo Building, Faculty of Cultural Sciences, Gadjah Mada University. The event took place from 3:00 PM to 5:00 PM WIB and was attended by various academics and historical researchers, both from Indonesia and abroad, including research colleagues from the Netherlands who were on a journey retracing history following World War II in Indonesia.
The discussion was officially opened by Dr. Abdul Wahid, M.A., Head of the Department of History, Faculty of Cultural Sciences, UGM. In his opening remarks, he emphasized the importance of historical studies based on academic collaboration between Indonesia and the Netherlands to achieve a more comprehensive understanding of the decolonization period and its impact on both nations.