Yogyakarta, 29 Agustus 2023—Menjelang purna tugas Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum, kegiatan Launching dan bedah buku Perubahan Sosial di Perdesaan: Sejarah Lisan Surakarta 1930-1960 sukses dilaksanakan oleh Departemen Sejarah FIB UGM. Kegiatan yang berlangsung di ruang multimedia, Gedung Margono ini, dimoderatori oleh Dr. Ahmad Athoillah, M.A, dengan menghadirkan narasumber selaku penulis dan editor buku, yakni Nur Aini Setiawati, P.hD, Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum, dan Ahmad Nashih Luthfi S.S., M.A. Kegiatan ini juga dihadiri oleh peserta dari kalangan mahasiswa sejarah dan umum.
“Penerbitan buku ini tidak dapat lahir tanpa ‘promosi’ Prof. Bambang Purwanto yang menyebut ada ‘harta karun’ yang cukup lama menanti diterbitkan, yakni laporan sejarah lisan yang dihasilkan oleh tim Pro. Kuntowijoyo melalui lembaga Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Sosial (kini Pusat Studi Sosial Asia Tenggara), Universitas Gadjah Mada, yang kini tersaji menjadi buku di hadapan pembaca,” ungkap Ahmad Nashih Lutfi S.S., M.A dalam sambutannya sebelum launching buku. Begitu pula, Dr. Abdul Wahid, M.Phil dalam sambutannya menjelaskan kepada para peserta betapa pentingnya buku ini sehingga patut menjadi inspirasi dalam penelitian sejarah lisan. Ia berharap dengan diluncurkannya buku ini, para peserta dapat mengenang jasa para penulis yang merupakan guru dari mahasiswa sejarah di UGM, yakni almarhum Prof. Kuntowijoyo dan Drs. Ahmad Adaby Darban.
Pada kesempatan ini, para narasumber membagikan ilmu dan pengalaman mereka selama melakukan penelitian sejarah lisan untuk penyusunan buku tersebut. Nur Aini Setiawati, P.hD menceritakan proses yang dilalui selama melakukan wawancara dengan narasumber di Surakarta. Drs. Machmoed Effendhie, M.Hum yang berperan sebagai koordinator penelitian dalam penyusunan buku ini, turut menambahkan beberapa tips dan metode sejarah lisan. Harapannya dengan sejarah lisan, maka dapat membuka peluang penulisan sejarah yang tidak hanya terbatas pada sumber tertulis saja dan dapat mengarahkan penulisan sejarah dari sudut pandang “wong cilik”. Keduanya juga memaparkan secara ringkas penemuan yang didapat selama penelitian yakni mengenai kajian agraria terutama pada produksi gula dan perkebunan tebu yang kemudian menyebabkan perubahan sosial hingga transformasi kewargaan masyarakat Surakarta tahun 1930-1960. Acara ini diikuti secara antusias diikuti oleh peserta dan berhasil memantik diskusi yang menarik mengenai metode sejarah lisan dan kiat-kiat menghadapi narasumber.
Penulis: Yuni Setya