Keterlibatan perempuan dalam penulisan sejarah Indonesia masih mendapatkan porsi yang sangat kecil. Tema-tema penulisan sejarah Indonesia umumnya bergelut pada isu politik dan militer yang didominasi oleh dunia laki-laki. Kenyataan ini semakin jelas dalam penulisan sejarah yang androsentris, dimana perempuan sering dianggap tidak penting dan hanya pelengkap.
Dalam Kuliah Sejarah Perempuan dan Gender yang disampaikan secara daring pada Kamis (5/9/2024) kepada mahasiswa S2 Departemen Sejarah UGM, Ita Fadia Nadia menyoroti pentingnya peran perempuan dalam sejarah Indonesia. Ia menegaskan bahwa perempuan harus ditempatkan sebagai subyek yang mendapatkan porsi lebih besar karena keterlibatan mereka dalam berbagai peristiwa sejarah, seperti perang, perundingan, dan konferensi luar negeri.
Mutiah Amini selaku dosen pengampu mata kuliah ini juga mendukung pandangan Ita bahwa perempuan dalam sejarah harus mendapatkan perhatian lebih besar. Kuliah ini menarik banyak perhatian dari para mahasiswa, yang terlihat dari tingginya interaksi tanya jawab dengan Ita di akhir sesi.
Penulis: Khairana Marwadika