“Sekarang jawab saya, apakah ada kategori baru selain sosiologi sastra?” sanggah Prof. Bambang Purwanto kepada mahasiswa baru S-3 Sastra FIB UGM, yang menjabarkan rancangan penelitian disertasinya. Bambang Purwanto menilai rancangan penelitian yang diajukan mempunyai beberapa kelemahan dan tidak kontekstual. Hal itu ia sampaikan dalam kuliah umum tentang penulisan disertasi yang mengusung tema “From Research Question Proposal to Thesis Writing” pada Rabu (19/04) di Ruang Sidang I, Gedung Purbatjaraka, FIB UGM.
Acara itu digelar oleh Program Studi S-3 Sejarah FIB UGM, namun diikuti oleh semua mahasiswa baru program studi S-3 FIB UGM. Masing-masing dari jurusan Linguistik, Antropologi, Sastra, dan Sejarah. Bambang Purwanto menjadi moderator sekaligus fasilitator acara tersebut. Sementara itu, pemateri utama kuliah umum adalah Katharine Mc Gregor dari University Of Melbourne.
Menurut Katharine Mc Gregor, dalam sebuah riset langkah paling awal adalah memilih topik yang tepat. Lebih lanjut ia menjelaskan, pemilihan topik yang tepat bisa berlandaskan dari minat. Ketika seorang peneliti menaruh minat lebih, bahkan menikmati topik penelitian, maka riset akan terasa jauh lebih menarik. “Ya, ini meskipun terlihat kecil namun sangat berpengaruh nantinya”, kata Katherine.
Katharine juga menjelaskan dalam pemilihan topik seorang peneliti dituntut kreatif. Dalam artian mesti berpikir out of the box. Ada beberapa cara untuk berpikir demikian. Beberapa diantaranya adalah penguasaan ‘pengetahuan awal’ tentang topik penelitian. Hal itu didapat dari konsistensi membaca berbagai literatur tentang topik penelitian. Kemudian ia juga menambahkan, hal itu termasuk membaca topik yang paralel dengan tema. Selain itu juga pembacaan terus menerus literatur tentang daerah yang akan menjadi batas spasial penelitian. “Hal itu bagus untuk melahirkan sebuah topik yang unik dan orisinil. Dengan penjagaan bacaan itu, kita dapat melihat celah mana yang belum diteliti. Yang terpenting adalah konsistensi terhadap bacaan” jelas Katharine.
Katharine pada kesempatan itu memaparkan tentang metodologi penelitian dengan detail. Setiap peserta diberi kesempatan untuk mengutarakan kesulitan dalam rancangan penelitian disertasinya. Katharine Mc Gregor dan Prof. Bambang Purwanto menanggapi satu demi satu kesulitan peserta. Bambang Purwanto memberikan penjelasan kepada peserta bahwa yang perlu diingat adalah pemahaman akan konteks. Misal dalam meneliti sebuah teks, peneliti mesti melihat konteks penulis melahirkan karya itu, dan juga konteks yang ingin disampaikan kepada pembaca. “Jadi kita harus melihat konteksnya dulu, itu yang penting” kata Bambang.
Di akhir kuliah umum, Katharine menantang semua peserta untuk melakukan presentasi tentang rancangan karyanya. Setiap peserta yang berjumlah 32 orang itu diberi waktu lima menit untuk presentasi. Materi presentasi meliputi tiga hal. Pertama, mengapa melakukan penelitian terkait tema tersebut. Kedua, Bagaimana peneliti akan melakukan penelitian itu. Poin kedua terkait bayangan sumber dan metode yang akan digunakan. Ketiga, masing-masing peneliti harus menjelaskan korelasi penelitiannya –yang peneliti geluti- dengan kehidupan nyata.
Menurut Bambang Purwanto, forum seperti itu penting untuk berdialektika terkait karya masing-masing mahasiswa S-3 FIB UGM. Di sisi lain, kuliah umum dengan mendatangkan Katharine Mc Gregor itu, dilakukan sebagai upaya menjaga kualitas Prodi S-3 di FIB UGM. “Karena kita juga punya standar tertentu untuk mahasiswa” pungkasnya. (Sej/Bagus)