Jumat (12/07/2024), workshop sejarah lisan bertajuk Oral History: Changing Practices in Unsettling Times sukses diselenggarakan sejak pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi antara Departemen Sejarah FIB UGM dengan beberapa instansi lainnya, yakni KITLV, NIOD, Utrecht University, Universitas Negeri Malang, serta Universitas Kristen Satya Wacana. Berbagai panel materi terkait sejarah lisan pun disampaikan oleh beberapa akademisi dalam kegiatan itu. Namun, tidak hanya itu, pameran bunga rampai sejarah lisan pun turut dilaksanakan oleh mahasiswa Departemen Sejarah UGM lintas generasi sekaligus bazar buku oleh Divisi Kewirausahaan BKMS FIB UGM.
Juli
Konferensi Bandung yang diadakan di Gedung Merdeka tahun 1955 bukan hanya merupakan momen penting dalam lintasan sejarah Indonesia tetapi juga sejarah global. Untuk pertama kalinya perwakilan pemimpin baru dari 29 negara Asia dan Afrika bertemu pasca Perang Dunia II di tanah airnya sendiri, menandakan sebuah realitas politik dan simbolis yang penting dalam kerjasama internasional baru dari Selatan. Bandung mengangkat gagasan tentang kemerdekaan, dekolonisasi, perdamaian dunia, dan kerjasama internasional. Nilai-nilai ini yang menginspirasi dan membentuk jalannya relasi dan interaksi di antara negara dan masyarakat Asia dan Afrika pada dekade-dekade setelahnya.
Pada Senin (8/7/2024), Departemen Sejarah FIB UGM mengadakan diskusi sebuah buku berjudul Strangers in Family: Gender, Patriliny, and the Chinese in Colonial Indonesia yang ditulis oleh Dr. Seng Guo Quan dari Departemen Sejarah, National University of Singapore. Kegiatan tersebut dimoderatori oleh Venessa Theonia, yakni mahasiswa Departemen Sejarah FIB UGM angkatan 2021. Diskusi dilakukan sejak pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan bertempat di Ruang A 204, Gedung Siti Baroroh, FIB UGM.
Dr. Seng Guo Quan merupakan seorang sejarawan dan pengajar di National University of Singapore yang memiliki fokus pada kajian tentang masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara, khususnya tentang pembentukan ras, gender, dan seksualitas yang dipengaruhi oleh kekuatan imperialisme Eurasia, nasionalisme, serta kapitalisme global. Beliau memperoleh gelar sarjana sejarah dari University of Cambridge. Lalu, gelar master ia peroleh dari National University of Singapore serta gelar PhD dari University of Chicago.