• UGM
  • FIB
  • Webmail
  • Academic Portal
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Departemen
    • Staf
    • Kontak
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Mata Kuliah Program Sarjana
      • Intended Learning Outcomes
    • Program Magister
      • Mata Kuliah Program Magister
    • Summer School
    • MBKM
  • Kabar
    • Berita
    • Agenda
  • Penelitian
  • Publikasi
    • Lembaran Sejarah
    • Histma
  • Alumni
    • Kasagama
    • Career Development Center

Wieteke van Dort, Seniman Dua Budaya

berita Jumat, 2 November 2018

Buku Hans Visser yang berjudul Wieteke van Dort: Kind van Twee Culturen; Een familiekroniek baru terbit pada tanggal 25 Oktober 2018. Namun, sebagai wartawan yang bekerja Noor d-Holland Dagblad, tampaknya Hans cukup tertarik untuk segera menceritakannya ke publik.

Pada kamis, 2 November 2018, Departemen Sejarah UGM, mengundang Hans untuk menceritakan kehidupan Wieteke van Dort. Acara tersebut diadakan pada jam 1 hingga jam 15.00 di Ruang Sidang 1, Gedung Poerbatjaraka, FIB, UGM.

Menurut Hans, hal yang menarik dari Wieteke adalah asal-usul dua kebudayaan yang telah memengaruhinya, Jawa dan Belanda. Ya, semua itu karena Wieteke memang seorang Indo. Lahir di Surabaya pada 16 Mei 1943, Wieteke adalah putri dari seorang ayah berdarah Belanda dan ibu yang asli orang Jawa. Sayang, ketika ia sedang mengunjungi Belanda pada usia 18 tahun, keluarganya memutuskan untuk menetap di Den Haag. read more

Department of History held International Summer School: Promoting Transnational Perspective Among Young Researchers

berita Senin, 10 September 2018

As citizens of modern Southeast Asia, we often take for granted nation-state that in fact is a new concept. Not only it is contemporary, border that demarcate states both on water and land is innately artificial and porous. Department of History, Faculty of Cultural Sciences UGM initiated “International Summer School on Southeast Asian Studies; Transnational History: Becoming a Cosmopolitan Historian” to promote perspective that transcends border for young and potential researchers. The summer school took place at Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada from 27th August– 6th September 2018. Participants of this summer school are undergraduate and graduate students as well as young lecturers from Australia, Japan, Malaysia, Thailand, United States, and Vietnam. This summer school also incorporates Indonesian students from state universities throughout the country. read more

Summer School on Transnational History: Becoming a Cosmopolitan Historian

agendasummer school Selasa, 15 Mei 2018

Organized by History Department, Faculty of Cultural Sciences and Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada

Transnational history has produced a significant body of work since its development in the late 1980s and early 1990s. This approach owed its inception as part from the shift from political history that was comfortably located within the national narrative toward social and cultural history in the 1970s and 1980s that developed perspectives such as race, ethnicity, class, and gender that was localized and non-national. These developments, unfortunately, had worried historians because of the parochial and antiquarian nature of local histories. The early 1990s and 2000s saw the publication of David Thelen’s Toward the Internationalization of American History and Thomas Bender’s Rethinking American History in Global Age from which efforts to provincialize and denationalize American history has pointed the way for a true dialogue of experts from all parts of the world in imagining differential spaces other than that of the nation-state. This is needed in order to construct an American historiography that could meet the current needs of a globalizing world and place it with emphasis on a perspective of the future. Instead of focusing on local phenomenon, the emphasis was on understanding social, cultural and political ones as a transnational process; reconceptualizing identities, communities, and products within different transnational framework; for instance, Hollywood movies as it was received and recreated on other parts of the globe and thus seeing it not merely as an American cultural product, but a wider globalizing phenomenon.  Bruce Mazlish and Ralph Buultjen’s edited volume Conceptualizing Global History expands this further by bringing forth ideas in developing global narratives of local or non-national identities and spaces. Two approaches that were identified by Thelen has been to focus on either borderlands, as liminal spaces in which national units undergo transformative shifts, and the comparative approach, not merely as a means for national historians to compare each other’s narratives but to create new perspective altogether that is both national and international. read more

Alumi Berbagi Pengalaman di Dunia Kerja

berita Senin, 11 September 2017

Pada sabtu (9/9/17) Departemen Sejarah UGM mengadakan “Family Gathering” di ruang Multimedia, Gedung Margono FIB UGM. Acara ini merupakan bentuk kerjasama, antara Departemen dan Keluarga Alumni Sejarah Gadjah Mada (KASAGAMA), yang kemudian turut melibatkan elemen mahasiswa sebagai eksekutornya. Tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai salah satu rangkaian menyambut mahasiswa baru Ilmu Sejarah 2017. Tema yang diangkat adalah “Sejarah dan Prospek Dunia Kerja”.

Pada kegiatan itu, terdapat tiga narasumber yang membagikan pengalamannya terkait prospek dunia kerja bidang studi sejarah. Mereka adalah Zakaria Effendi, Rina Widyastuti, dan Sambodo. Rina Widyastuti yang sekarang berkarir di Tempo menerangkan bahwa ilmunya menunjang profesinya yang sekarang menekuni dunia jurnalistik. Sejarah yang dituntut selalu tekun dalam menulis membuat ia terbiasa bekerja dalam tekanan. read more

Pendidikan Anak Perempuan Masa Hindia Belanda

berita Jumat, 21 Juli 2017

Pendidikan masa kolonial selalu identik dengan politik etis. Sebuah kebijakan balas budi kepada tanah koloni, alih-alih sebelumnya mengekploitasi. Hal ini berakibat pada historiografi yang membahas pendidikan kolonial selalu berfokus pada pemerintah. Bahwa pendidikan tidak bisa lahir tanpa ada campur tangan pemerintah –Hindia Belanda. Hal itu diutarakan Kirsten Kamphius dalam seminar yang bertajuk ‘Gadis-Gadis Kita’ : Taman Siswa as an example Gendered education in the Netherland Indies 1922-1942, pada Rabu (19/7) di Ruang Multimedia Gedung Margono FIB UGM. read more

KASAGAMA Gelar Bincang ‘Alumni Menyapa’

berita Selasa, 16 Mei 2017

Bincang dengan alumni sejarah UGM, yang diberi nama ‘Alumni Menyapa’ digelar di Ruang Multimedia, Gedung Margono lt. 2 FIB UGM pada Senin (15/5). Bincang dengan alumni sejarah itu merupakan edisi perdana dan mengambil tema ‘Sejarah dan Dunia Kerja’. Kegiatan yang dikemas dengan format talkshow dan dialog interaktif itu merupakan program kerja dari Keluarga Alumni Sejarah Gadjah Mada (KASAGAMA) yang bekerja sama dengan Departemen Sejarah FIB UGM.

Acara diisi oleh narasumber yang bekerja di berbagai bidang. Para narasumber kemudian membagi pengalamannya meniti karir dengan mahasiswa tingkat akhir Program Sarjana dan Pascasarjana Departemen Sejarah FIB UGM. read more

Jaringan Spiritual ‘Pergerakan’ India di Asia

berita Rabu, 26 April 2017

Peneliti senior Royal Netherlands Institute of Southeast Asian Caribbean Studies yang berbasis di Leiden (KITLV), Marieke Bloembergen, pada Kamis (20/4) memberikan kuliah umum tentang jaringan ilmiah, agama, dan gerakan spiritual India. Kuliah umum diselenggarakan oleh Departemen Sejarah FIB UGM bertempat di Ruang Sidang I, Gedung Purbatjaraka FIB UGM. Kuliah umum kali ini mengangkat tema “Beyond A Dutch Empire, Beyond Indonesia? : Scholarly and Religious Networks, Spritual Pergerakan and Moral Geographies Of Greater India Across Decolonization, 1920’s-1980’s” dan diikuti oleh mahasiswa FIB berbagai strata. read more

Sistem Perbudakan Seksual Masa Pendudukan Jepang

berita Selasa, 25 April 2017

Eksploitasi terhadap perempuan menjadi  budak seksual, pada masa pendudukan Jepang adalah suatu rangkaian sistem yang terencana dan terorganisir. Saat perang Asia Timur Raya, Jepang menyadari kebutuhan mendasar bagi para tentara. Hal yang memungkinkan saat itu adalah menggunakan perempuan pribumi sebagai ‘comfort women’ (wanita penghibur). Hal itu diutarakan Katherine Mc Gregor dalam kuliah umum yang diadakan oleh Departemen Sejarah FIB UGM, pada Selasa (25/4), di Ruang Multimedia, gedung Margono lt. 2, FIB UGM. read more

Berdialektika tentang Metodologi Penelitian

berita Kamis, 20 April 2017

“Sekarang jawab saya, apakah ada kategori baru selain sosiologi sastra?” sanggah Prof. Bambang Purwanto kepada mahasiswa baru S-3 Sastra FIB UGM, yang menjabarkan rancangan penelitian disertasinya. Bambang Purwanto menilai rancangan penelitian yang diajukan mempunyai beberapa kelemahan dan tidak kontekstual. Hal itu ia sampaikan dalam kuliah umum tentang penulisan disertasi yang mengusung tema “From Research Question Proposal to Thesis Writing” pada Rabu (19/04) di Ruang Sidang I, Gedung Purbatjaraka, FIB UGM. read more

Dokter-Dokter Pribumi dan Kesadaran Nasional

berita Senin, 17 April 2017

Salah satu tonggak kebangkitan nasional berasal dari STOVIA. Sekolah dokter Jawa itu menjadi penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Alasan itu didasari atas munculnya Boedi Utomo pada 20 Mei 1908, yang para pengagasnya, kebanyakan berasal dari siswa STOVIA. Hal itu diungkapkan oleh Prof. Hans Pols dari University Of Sidney dalam kuliah umum yang digagas oleh Departemen Sejarah UGM pada Senin (10/4), bertempat di Fakultas Ilmu Budaya UGM. Kuliah umum itu mengangkat tema “The Indonesians Medical Profession in the Dutch East Indies: Medicine, Nationalism and Decolonization”. Menurut Hans, mahasiswa Kedokteran STOVIA, pada saat yang sama tidak hanya belajar tentang kesehatan, namun juga mulai belajar tentang nasionalisme dan pentingnya kemerdekaan. “Pada titik itulah, kemudian profesi dokter mempunyai peran vital masa itu” ungkap Hans. read more

1…9101112

Berita Terakhir

  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects
  • The Research Project “Restituting, Reconnecting, and Reimagining Sound Heritage (Re:Sound)” Receives Funding from the Royal Dutch Research Council (NWO) for 2025-2028
  • Launch of New Research Project on Lombok Heritage: “Dismantling Colonial Knowledge Production and Recovering Lost Histories and Memories” (2025-2028)
  • Menelusuri Hibriditas Budaya Tionghoa-Jawa dalam Sejarah Indonesia

Arsip

  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Mei 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • November 2020
  • Agustus 2019
  • Maret 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • September 2018
  • Mei 2018
  • September 2017
  • Juli 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017

Kategori

  • agenda
  • alumni
  • beasiswa
  • berita
  • lowongan
  • penelitian
  • pengumuman
  • selisik
  • summer school
Universitas Gadjah Mada

Departemen Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada

Gedung Soegondo, Lantai 3
Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur Yogyakarta
  +62 274 513 096
+62 813 1444 4274
  sejarah@ugm.ac.id

Akademik

  • Program Sarjana
  • Program Magister

Berita & Agenda

  • Berita
  • Agenda

Tentang

  • Staf
  • Departemen
  • Fakultas
  • UGM

Ikuti Kami

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Sejarah UGM

© 2025 | Departemen Sejarah UGM

BeritaAgenda

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY