Departemen Sejarah FIB Universitas Gadjah Mada dengan sukses menyelenggarakan program Summer School dengan tema sejarah lingkungan Indonesia yang diikuti oleh 65 orang. Program tersebut dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2023 hingga 7 Agustus 2023 bertempat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dengan menghadirkan para kontributor dan aktor penting dalam berbagai perjalanan dan perkembangan sejarah lingkungan baik di dalam negeri maupun luar negeri, dengan turut serta melibatkan kalangan akademisi dari berbagai negara dan praktisi yang bekerja di bidang pengelolaan lingkungan serta keterlibatan lingkungan berbasis komunitas dan LSM lingkungan seperti, Prof. Bambang Purwanto, Dr. Farabi Fakih, Dr. Abdul Wahid, Dr. Elena Burgos Martinez, Prof. Gerry van Klinken, dan lain-lain.
Summer School diselenggarakan dengan tujuan penting yaitu menciptakan pusat pembelajaran dan menyediakan ruang interaksi, dialog, serta membangun kerjasama antara mahasiswa, akademisi, praktisi lingkungan, dan masyarakat yang memungkinkan adanya permasalahan bersifat organik dan bersumber dari lokal dalam mengembangkan narasi sejarah lingkungan terutama pada metode dan penelitian yang berorientasi pada aksi berdasarkan metode sejarah dan kunjungan lapangan bertempat di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul, Yogyakarta .
Sesuai dengan tujuan diselenggarakannya program Summer School, program ini mengeksplorasi pendekatan, metodologi, dan tema-tema dalam studi sejarah lingkungan di Indonesia melalui diskusi akademis dan kunjungan lapangan yang diajarkan oleh para akademisi dan aktivis lingkungan dalam negeri dan luar negeri. Sejarah lingkungan bertujuan untuk memberikan suara kepada entitas yang sebelumnya tidak bersuara seperti hewan, tumbuhan, dan tanah yang menjauh dari pandangan sejarah yang berpusat pada manusia. Pendekatan ini melihat manusia sebagai bagian dari alam dan tidak dapat dipisahkan dari aktivisme lingkungan dan perdebatan mengenai hubungan manusia dan alam.
Dalam pelaksanaannya, program ini menggunakan tiga pendekatan utama dan tiga kegiatan utama. Pendekatan utama yang digunakan meliputi sejarah gerakan lingkungan, metode dan metodologi kontemporer, dan sumber-sumber sejarah lingkungan. Sementara kegiatan utama di antaranya adalah menawarkan kegiatan di kelas dengan para ahli yang berkualifikasi, kunjungan lapangan untuk mempelajari isu-isu lingkungan, dan studi kelompok mandiri di mana peserta dapat meneliti sebuah topik dan mempresentasikan mengenai hasil penelitian kecil yang telah dilakukan dan mengirimkannya ke jurnal Departemen Sejarah, yaitu Lembaran Sejarah.
Rangkaian pelaksanaan Summer School diawali pada tanggal 31 Juli 2023 dengan dibuka oleh Prof. Bambang Purwanto bersama Dr. Farabi Fakih dan selanjutnya diisi oleh pemateri seperti Dr. Elena Burgos Martinez, Prof Gerry van Klinken, dan Gusti Agung Gede Wardana, Ph.D. yang kemudian dilanjutkan dengan group introduction. Selanjutnya pada hari kedua, yaitu 1 Agustus 2023 dengan pemateri Muhammad Islah, Laksmi Adriani Savitri, Ph.D., dan Dr. Abdul Wahid yang kemudian dilanjutkan dengan group work. Setelah melakukan kegiatan mengenai teori, program Summer School pada hari keempat dan kelima yaitu 2-3 Agustus 2023 dilaksanakan dengan kunjungan lapangan di Gunungkidul dan Bantul. Kemudian dilanjutkan pada tanggal 4 Agustus 2023 dengan pemateri Prof. S. Nawiyanto, Prof. Pujo Semedi hargo Yuwono, dan Dr. Farabi Fakih. Pada tanggal 5 Agustus 2023, Summer School diisi dengan pemateri yaitu Prof. Marieke Bloembergen, Dr, Faizah Zakaria, dan Dr. Sri Margana. Selanjutnya pada tanggal 6 Agustus 2023, dilakukan group presentation oleh tiap kelompok yang telah dibagi sebelumnya untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada hari terakhir, yaitu 7 Agustus 2023, diakhiri dengan Jurnal BKI atau Konferensi KITLV.
Harapan yang diinginkan dari terselenggarakannya program Summer School adalah mengembangkan pengetahuan mengenai penelitian lapangan dan metodologi akademik, membangun kerja sama yang kuat dan terintegrasi antara aktivis dan mahasiswa, dan membangun analisis kritis terhadap sejarah lingkungan yang bersifat transformatif bagi perkembangan sejarah di masa depan.