Departemen Sejarah UGM kembali menghadirkan program Public Lectures dan Workshop pada tanggal 21 dan 22 September 2023 bertemakan sejarah pendidikan anak-anak berdasarkan organisasi keagamaan di Indonesia pada periode 1880-an hingga 1980-an. Kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari, menghadirkan Prof. dr. Marit Monteiro dan Dr. Maaike Derksen dari Radboud Universiteit sebagai pemateri dalam kuliah umum.
Pada hari pertama, agenda yang dilaksanakan bertujuan untuk mengenalkan fokus topik yang akan didiskusikan, bertempat di Ruang Multimedia, Gedung Margono Fakultas Ilmu Budaya UGM, diawali dengan sambutan oleh Dr. Abdul Wahid selaku Kepala Departemen Sejarah UGM. Kemudian kegiatan diisi oleh Prof. dr. Marit Monteiro mengenai “Child Separation in Colonial and Postcolonial Educational Practice: Some Conceptual and Frameworks”. Dalam penyampaian materi tersebut, Prof. dr. Marit Monteiro menjelaskan bahwa anak-anak juga menjadi aktor di dalam peranan sejarah. Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Dr. Maaike Derksen yang memberikan materi mengenai “Children’s Homes Institutions: Cases from Java and New Guinea”, dalam paparannya tersebut, Dr. Maaike menjelaskan mengenai bagaimana kebijakan Belanda dan institusi-institusi keagamaan yang memiliki peran terhadap pendidikan bagi anak-anak seperti panti asuhan di beberapa kota.
Kegiatan berlangsung dengan dilanjutkan sesi workshop yang dipandu oleh Dr. Agus Suwignyo. Pada sesi workshop ini, Prof. dr. Marit dan Dr. Maaike mengajak tiga puluh peserta untuk berdiskusi dan mengeksplorasi institusi pendidikan agama di masa kontemporer, yakni pesantren. Peserta workshop lalu membagikan pengalaman dan ilmu yang mereka miliki mengenai pesantren untuk kemudian disampaikan secara individu atau kelompok ke dalam forum. Selama sesi workshop berlangsung, terdapat pembahasan menarik terutama berkaitan dengan bagaimana narasi besar pesantren digambarkan oleh para masyarakat dan beragam persoalan yang melibatkan pesantren secara historis.
Pada hari kedua, kegiatan dilaksanakan dengan kunjungan lapangan ke Perpustakaan Kolese Santo Ignatius dan Perpustakaan Teologi Universitas Sanata Dharma yang berada di Yogyakarta. Para peserta yang hadir melakukan keberangkatan dari Fakultas Ilmu Budaya UGM menuju ke lokasi tujuan. Adanya kunjungan lapangan yang diselenggarakan bertujuan guna mengetahui bagaimana arsip-arsip yang memiliki keterkaitan dengan sejarah kolonial terutama sejarah pendidikan anak-anak sebagai acuan sumber atau data historis.
Public Lectures dan Workshop selama dua hari ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan gambaran bagi mahasiswa sejarah dalam penulisan tesis ataupun artikel mengenai sejarah yang berhubungan dengan pendidikan anak-anak pada periode 1880-an hingga 1980-an di lingkup kebijakan Belanda hingga institusi-institusi berbasis keagamaan, baik dalam bentuk panti asuhan beragama Kristen, asrama, bahkan pesantren. Sehingga dalam hal ini, sejarah juga memandang anak-anak sebagai aktor sejarah yang juga memiliki peranan penting di dalam sejarah Indonesia.
Penulis: Yuni Setya