Departemen Sejarah kembali mengadakan kuliah umum dengan judul Suwarsih Djojopuspito (1912-1977) The Life of a Colonial Female Nationalist in Independent Indonesia. Acara ini diselenggarakan pada Jumat, 10 November 2023 pukul 09.00 hingga 11.00 WIB di ruang Multimedia Gedung Margono lantai 2 Fakultas Ilmu Budaya UGM. Kuliah umum yang dimoderatori oleh Dr. Agus Suwignyo ini juga disiarkan secara live streaming di kanal Youtube Departemen Sejarah UGM.
“Ini merupakan kesempatan yang bagus bagi kita untuk mengenal lebih jauh Ibu Suwarsih Djojopuspito yang merupakan seorang nasionalis perempuan dan penulis penting dari Indonesia. Ini merupakan bagian dari penelitian Hans Visser,” begitulah sambutan awal dari Dr. Abdul Wahid, Kepala Departemen Sejarah UGM. Setelah memberi sambutan, Dr. Abdul Wahid menerima penyerahan buku Manusia Bebas dari Dr. Dewi Widyastuti, cucu dari Suwarsih Djojopuspito.
“Cukup sedih di Indonesia tidak terlalu banyak orang yang mengenal beliau, justru beliau malah lebih terkenal di Belanda. Tapi dengan bantuan Hans Visser semoga bisa menjadi semakin dikenal,” kata Dr. Dewi Widyastuti.
Hans Visser, seorang peneliti independen dari Alkmaar, Belanda yang menjadi pembicara pada kuliah umum ini menjelaskan mengenai Suwarsih Djojopuspito. Suwarsih Djojopuspito merupakan seorang penulis, sastrawan perempuan Indonesia di balik karya “Manusia Bebas” atau “Buiten Het Gareel” yang lahir pada 1912 di Bogor dan meninggal pada 1977 di Yogyakarta. Ia mendapatkan tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma pada 2013 silam. Dalam kuliah yang dibuka untuk umum ini, Hans Visser menampilkan berbagai macam foto dan arsip-arsip tekstual terkait topik yang dibahas.
Berbagai pertanyaan dari peserta yang hadir muncul dalam sesi diskusi, diantaranya adalah terkait pengalaman dan kendala Hans Visser dalam proses penelitian tentang Suwarsih Djojopuspito serta perspektif dan tips yang digunakan untuk menghadapi arsip-arsip tentang sejarah perempuan. Di akhir sesi kuliah umum ini, terdapat pengundian doorprize berupa buku Manusia Bebas yang diberikan sebagai kenang-kenangan bagi peserta yang mengajukan pertanyaan.
Penulis: Yuni Setya