Pada Selasa, 29 Oktober 2024 bertempat di Auditorium Gedung Soegondo. Departemen Sejarah UGM menerima kunjungan dari 300 mahasiswa dan dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Antusias mahasiswa terlihat dari penuhnya seluruh kursi serta kehangatan antara dosen Sejarah UGM dan dosen tamu yang telah berbincang santai selama acara berlangsung.
Dibuka oleh sambutan dari Kepala Departemen Sejarah, Dr. Abdul Wahid, Beliau menyambut ramah kedatangan seluruh tamu mahasiswa dan dosen. Sesi pertama dilangsungkan dengan perkenalan profil Departemen Sejarah UGM. Pengenalan ini dimaksudkan untuk mengenakan program studi Sejarah UGM sekaligus promosi kepada mahasiswa UIN Sunan Ampel yang nantinya diharapkan akan melanjutkan studi ke Sejarah UGM.
Setelah sesi pengenalan profil, acara dilanjutkan dengan Pemaparan panel diskusi oleh Dr. Ahmad Athoilah dengan tajuk “Kotagede, Kerto, dan Pleret: Sejarah Mataram Islam sampai Amangkurat Agung”. Pak Atho (panggilan Pak Athoilah) menjelaskan hasil penelitiannya mengenai perjuangan Sultan Amangkurat I, sejak pengangkatannya sebagai raja atau sultan hingga penyerangan ke Batavia.
Sisi lain dari Sultan Amangkurat I, Beliau tidak disukai banyak kalangan dengan beberapa alasannya. Pertama, Amangkurat I tidak disukai oleh mertuanya akibat kekecewaannya tidak berhasil memiliki perempuan. Beliau juga kurang pamor dengan saudaranya Pangeran Singosari.
Selain itu, Amangkurat I dianggap melanggar aturan raja karena telah berzina. Akhirnya, Amangkurat I meninggal dalam kondisi sedang melarikan diri. Proses pemakamannya cukup prihatin untuk skala seorang Raja karena hanya dihadiri oleh segelintir orang.
Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh mahasiswa dan dosen yang nantinya akan dibahas bersama Pak Atho. Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan dari perwakilan UIN Sunan Ampel kepada Departemen Sejarah UGM.
Penulis: Muhammad Faisal Adnan