Kegiatan Alumni Menyapa ini telah dilaksanakan Departemen Sejarah FIB sejak tahun 2021 dengan tujuan untuk membekali para lulusan baru dalam dunia setelah perkuliahan. Pertemuan yang dilaksanakan pada Jumat, 15 November 2024 di Ruang 315 Gedung Soegondo ini berlangsung sejak pukul 14.30-16.00 WIB. Kegiatan didampingi oleh para dosen yaitu, Dr. Mutiah Amini, M.Hum. dan Dr. Yulianti, B.A., M.A serta alumni yang hadir kali ini Pasang Budy A. Shodiq dan Khabibah. Mereka berbagi pengalaman dan “wejangan-wejangan” yang dapat diaplikasikan untuk para mahasiswa angkatan 20 yang berjumlah enam orang.
Kegiatan ini dibuka dengan materi yang disampaikan oleh Pasang Budy A. Shodiq, lulusan S1 dan S2 Sejarah UGM yang kini berprofesi sebagai Asisten Pribadi Wikan Sakarinto, LPK TEFA Inspira Indonesia, Ketua Yayasan Reading Volunteer Indonesia dan fotografer sebagai side job yang ia gemari hingga membuka studionya sendiri. Dalam prosesnya, Pasang melewati berbagai kesulitan untuk mencapai titik ini. Ia selalu mengingat kalimat yang dikatakan oleh Bambang Purwanto pada saat dirinya menjadi mahasiswa bahwa, “Kalau kamu belajar sejarah, kamu bisa menjadi orang yang lebih bijak.” Nasihat inilah yang dipegangnya, sehingga dirinya tidak berkecil hati sebagai lulusan Sejarah, bahkan hal ini menjadi motivasi pendorong baginya. Pasang mengakui bahwa dirinya tidak terlalu berbakat dalam prestasi akademik. Sejak perkuliahan ia tidak mengikuti banyak perlombaan yang basisnya akademik. Namun, dia mencoba untuk berkarya dibidang non-akademik, olahraga contohnya. Dia pernah mengikuti sebuah kegiatan olahraga sepakbola hingga timnya dikirim ke Cina/Tiongkok pada tahun 2017.
Pasang, memberikan tips terkait pentingnya sebuah soft skill. Dia berkata bahwa, “Tidak ada apa-apanya memiliki kemampuan dalam hard skill, namun tidak dibarengi dengan soft skill.” Kemampuan ini nantinya akan membantu kita membentuk jati diri, membedakan dengan orang lain hingga membantu membuka peluang karir lebih luas dalam membangun interpersonal, bertindak sosial, dan komunikasi dalam bermasyarakat. Selan itu, ia juga memberikan tips untuk tidak terlalu egois dalam menggapai mimpi, kita haruslah fleksibel dan terbuka terhadap apa yang datang kepada kita.
Narasumber kedua adalah Khabibah, lulusan S1 Sejarah UGM 2016 dan sekarang menempuh pendidikan S2 Sejarah UGM. Sebelum meneruskan pendidikannya, ia mencoba berbagai pekerjaan dari seorang admin kewirausahan dari tahun 2017 sampai dengan 2018. Kemudian pada 2019 hingga tahun 2023 ia menjadi arsiparis di ANRI. Lima tahun di Direktorat Akuisisi dan sekarang dirubah menjadi Penyelamatan Arsip Statis, Khabibah bertugas untuk menarik arsip-arsip kementerian lembaga negara agar di masa mendatang masih memiliki arsip masa sekarang. Selain itu tugasnya juga melakukan penyelamatan dan pengambilan arsip serta memusnahkannya. Khabibah juga melakukan wawancara lisan terkait kebutuhan arsip yang dikerjakannya.
Khabibah juga memberikan sebuah nasihat mengenai pengelolaan uang. Bagaimana kita harus pandai mengelola dan membelanjakan uang yang kita miliki. Sebagai contoh, apabila bekerja dan mendapat gaji, sebaiknya tidak dihabiskan sekaligus dan baiknya untuk ditabung. Karena, masa depan tidak ada yang tahu. “Titik krusial bukan dapat membeli barang, tetapi menentukan hidup (masa depan),” tambahnya. Dosen Yulianti menambahkan untuk menyiapkan kemampuan dan pengalaman kita agar eligible terhadap lingkungan sekitar kita. Ibu Mutiah Amini juga memberikan sebuah wejangan, bahwa sekecil apapun kemampuan kita kita harus memberikan performa terbaik dan bangga akan hal itu. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi curhat serta tanya jawab.
Penulis: Khairana Marwadika