Pada Selasa, 11 Februari 2025 kemarin, Departemen Sejarah telah mengadakan diskusi buku dan seminar nasional. Bertajuk, “Bercermin dari Kho Ho Sing: Menelusuri Hibriditas Budaya Tionghoa-Jawa dalam Sejarah Indonesia” ini terbagi menjadi dua sesi, dengan sesi pertama dimulai pukul 10.00 WIB berselang selama dua jam, dilanjutkan istirahat selama satu jam, kemudian sesi kedua dimulai pukul satu hingga acara berakhir pada pukul 15.00 WIB. Sesi pertama dibuka dengan bedah buku sekaligus peluncuran buku berjudul Raja Candu Yogyakarta: Memoir Ko Ho Sing 1823-1878. Sri Margana sebagai penyunting buku ini memberikan sebuah pengantar. Beliau memberikan pendapat bagaimana kehidupan Ko Ho Sing memberikan sebuah insiparsi dan pandangan baru yang menarik dari pengalamannya.
On Tuesday, February 4, 2025, a historical discussion was held in Room 709, 7th Floor, Soegondo Building, Faculty of Cultural Sciences, Gadjah Mada University. The event took place from 3:00 PM to 5:00 PM WIB and was attended by various academics and historical researchers, both from Indonesia and abroad, including research colleagues from the Netherlands who were on a journey retracing history following World War II in Indonesia.
The discussion was officially opened by Dr. Abdul Wahid, M.A., Head of the Department of History, Faculty of Cultural Sciences, UGM. In his opening remarks, he emphasized the importance of historical studies based on academic collaboration between Indonesia and the Netherlands to achieve a more comprehensive understanding of the decolonization period and its impact on both nations.
Pada hari Selasa, 4 Februari 2025, telah dilaksanakan diskusi sejarah yang bertempat di ruang 709, Lantai 7, Gedung Soegondo, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Acara ini berlangsung dari pukul 15.00 hingga 17.00 WIB dan dihadiri oleh berbagai akademisi serta peneliti sejarah, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri, termasuk kolega peneliti dari Belanda yang tengah melakukan perjalanan menapak tilas sejarah pasca Perang Dunia II di Indonesia.
Diskusi ini secara resmi dibuka oleh Bapak Dr. Abdul Wahid, M.A., selaku Kepala Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kajian sejarah yang berbasis pada kerja sama akademik antara Indonesia dan Belanda guna mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai periode dekolonisasi dan dampaknya bagi kedua negara.
Kegiatan Alumni Menyapa ini telah dilaksanakan Departemen Sejarah FIB sejak tahun 2021 dengan tujuan untuk membekali para lulusan baru dalam dunia setelah perkuliahan. Pertemuan yang dilaksanakan pada Jumat, 15 November 2024 di Ruang 315 Gedung Soegondo ini berlangsung sejak pukul 14.30-16.00 WIB. Kegiatan didampingi oleh para dosen yaitu, Dr. Mutiah Amini, M.Hum. dan Dr. Yulianti, B.A., M.A serta alumni yang hadir kali ini Pasang Budy A. Shodiq dan Khabibah. Mereka berbagi pengalaman dan “wejangan-wejangan” yang dapat diaplikasikan untuk para mahasiswa angkatan 20 yang berjumlah enam orang.
Mahasiswa sejarah lagi-lagi meraih prestasi juara satu dalam sebuah perlombaan tingkat nasional. Daffa Wicaksono Prodi Sejarah angkatan 21, kemarin pada 28 Oktober 2024 bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda mengikuti perlombaan Menulis Tokoh Tingkat Nasional di Universitas Khairun. Lomba ini diikuti lebih dari 30 peserta dari seluruh Indonesia, utamanya oleh para mahasiswa Ilmu Sejarah. Diantara banyaknya peserta yang mendaftar, Daffa meraih Juara 1 dalam kategori lomba ini.
Dia mengikuti lomba menulis ini karena merasa tertantang dan ingin memberi motivasi dirinya untuk menjadi yang terbaik. Selain itu, lomba ini juga tidak dipungut biaya, jadi memudahkannya untuk mendaftar. Dia mengaku mendapat informasi perlombaan dari salah seorang teman dalam grup WhatsApp. “Jadi, aku tau lomba ini dari teman. Lomba di share di grup. Aku baca, lalu aku merasa tertantang. Pendaftarannya juga gratis jadi memudahkan mahasiswa untuk mengikutinya. Kenapa ikut lomba ini karena juga memberi motivasi untuk berusaha lebih baik lagi. Kan kita bersaing dengan banyak orang. Nah, di situ kemampuan akan diuji.” Ia juga menambahkan, “Aku juga termotivasi akan hadiah yang akan diberikan jika menang nanti. Setahuku orang yang menang itu akan mendapat pengakuan dari orang lain.” ucapnya dalam sebuah wawancara online pada Selasa, 05 November 2024.
Yuni Setya Ningrum, salah satu mahasiswa Sejarah yang meraih medali emas PIMNAS ke-37 di Universitas Airlangga pada 19 Oktober 2024 lalu. Tim yang berisikan lima orang terdiri dari seorang prodi Sejarah, dua orang prodi Antropologi, seorang dari Pembangunan Wilayah, dan satu orang dari Teknik Infrastruktur tersebut berhasil menggaet medali emas dari kelas Poster dan Presentasi Sektor RSH (Riset Sosial Humaniora).
Dalam prosesnya, Yuni mengaku direkrut dari awal tahun tepatnya pada 20 Januari 2024 oleh Ilham, ketua dari tim tersebut. Kemudian mereka menentukan topik dan tema hingga berakhir dengan judul riset, “Malih Kebak Warih: Analisis Sosioteknik Pembangunan Long Storage sebagai Upaya Mitigasi Perubahan Iklim pada Masyarakat Pesisir Kabupaten Pekalongan.”
Setelah melewati delapan bulan yang tidak mudah, akhirnya kerja keras ini terbayarkan dengan dua medali di tangan. Penantian ini telah diidam-idamkan oleh Fatiya Hasna Alifan—mahasiswa Sejarah angkatan 2022—bersama timnya. Fatiya dan tim telah berhasil menyabet medali emas (setara juara pertama) dalam kategori presentasi dan medali perak (setara juara kedua) dalam kategori poster sebagai delegasi Universitas Gadjah Mada untuk Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2024 pada 18 Oktober 2024 lalu.
Pada Selasa, 29 Oktober 2024 bertempat di Auditorium Gedung Soegondo. Departemen Sejarah UGM menerima kunjungan dari 300 mahasiswa dan dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Antusias mahasiswa terlihat dari penuhnya seluruh kursi serta kehangatan antara dosen Sejarah UGM dan dosen tamu yang telah berbincang santai selama acara berlangsung.
Dibuka oleh sambutan dari Kepala Departemen Sejarah, Dr. Abdul Wahid, Beliau menyambut ramah kedatangan seluruh tamu mahasiswa dan dosen. Sesi pertama dilangsungkan dengan perkenalan profil Departemen Sejarah UGM. Pengenalan ini dimaksudkan untuk mengenakan program studi Sejarah UGM sekaligus promosi kepada mahasiswa UIN Sunan Ampel yang nantinya diharapkan akan melanjutkan studi ke Sejarah UGM.
Kekayaan intelektual dunia sejarah tidak terlepas dari warna pengetahuan yang diberikan oleh Prof. Dr. Phil. Vincent Houben sepanjang karirnya sebagai seorang sejarawan. Untuk itu, Departemen Sejarah FIB UGM menyelenggarakan kuliah perpisahan untuknya sebagai sebuah perpisahan sekaligus penghargaan atas dedikasi Prof. Houben dalam memperkaya khazanah intelektual, terutama dalam sejarah Asia Tenggara.
Acara ini dibuka oleh Ketua Departemen Sejarah, Dr. Abdul Wahid, di Auditorium Gedung Soegondo pada (30/09/2024). Dalam sambutannya, Dr. Abdul Wahid menyampaikan ucapan terima kasih terhadap Prof. Houben atas kontribusinya dalam dunia pengetahuan sejarah. Dilanjutkan dengan perkenalan yang disampaikan oleh Prof. Bambang Purwanto tentang ruang lingkup penelitian sejarah yang ditekuni oleh Prof. Houben. Kemudian acara inti, yaitu penyampaian kuliah perpisahan oleh Prof. Houben.
Kemajuan medis yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari berbagai eksperimen yang berkembang. Caroline Schep, seorang kandidat PhD di Leiden University, tengah menelisik tentang bagaimana sejarah kesehatan di Indonesia pada periode masa kolonial serta mengetahui mengapa terjadi berbagai eksperimen obat di Indonesia. Schep ingin mendalami tentang pentingnya memahami siapa yang menjadi subjek percobaan dalam eksperimen ini dan bagaimana mereka diperlakukan.
Dalam sesi berbaginya dengan mahasiswa Departemen Sejarah pada (18/09/2024), Schep menjelaskan bahwa berjalannya eksperimen ini tidak hanya ditentukan oleh keterlibatan pasien, tetapi juga kontribusi dokter, peneliti, perusahaan farmasi, apoteker, serta misionaris yang juga ikut berperan serta. Lebih lanjut menurut Schep, pendekatan paternalistik, rasisme, dan kelas penting untuk digunakan dalam menelusuri jejak sejarah kesehatan. Schep juga memaparkan sumber-sumber yang ia gunakan, seperti fotografi medis yang acap kali digunakan sebagai media propaganda atau diary para pasien yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana mereka diperlakukan.