Mahasiswa sejarah lagi-lagi meraih prestasi juara satu dalam sebuah perlombaan tingkat nasional. Daffa Wicaksono Prodi Sejarah angkatan 21, kemarin pada 28 Oktober 2024 bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda mengikuti perlombaan Menulis Tokoh Tingkat Nasional di Universitas Khairun. Lomba ini diikuti lebih dari 30 peserta dari seluruh Indonesia, utamanya oleh para mahasiswa Ilmu Sejarah. Diantara banyaknya peserta yang mendaftar, Daffa meraih Juara 1 dalam kategori lomba ini.
Dia mengikuti lomba menulis ini karena merasa tertantang dan ingin memberi motivasi dirinya untuk menjadi yang terbaik. Selain itu, lomba ini juga tidak dipungut biaya, jadi memudahkannya untuk mendaftar. Dia mengaku mendapat informasi perlombaan dari salah seorang teman dalam grup WhatsApp. “Jadi, aku tau lomba ini dari teman. Lomba di share di grup. Aku baca, lalu aku merasa tertantang. Pendaftarannya juga gratis jadi memudahkan mahasiswa untuk mengikutinya. Kenapa ikut lomba ini karena juga memberi motivasi untuk berusaha lebih baik lagi. Kan kita bersaing dengan banyak orang. Nah, di situ kemampuan akan diuji.” Ia juga menambahkan, “Aku juga termotivasi akan hadiah yang akan diberikan jika menang nanti. Setahuku orang yang menang itu akan mendapat pengakuan dari orang lain.” ucapnya dalam sebuah wawancara online pada Selasa, 05 November 2024.
Dalam melakukan wawancara dengan tokoh yang dia tulis, Daffa mengaku memiliki beberapa tantangan salah satunya adalah keterbatasan waktu. Karena tokohnya merupakan seorang pengajar di perguruan swasta dan wirausahawan. Proses melakukan wawancara tidak serta merta langsung dilakukan. Daffa menggunakan metode kedekatan emosional terhadap tokoh masyarakat ini. Sebelumnya Daffa sudah mengenal beliau dari sebuah pagelaran dari project Dinas Kebudayaan Jogja, dan beliau salah satu kuratornya. “Jadi, saat wawancara memang harus efektif. Persiapan wawancara harus matang. Kita harus punya kedekatan emosional dengan narasumber kita. Nanti kita baru bisa menggali apa pemikiran beliau ini.” Ucapnya. Daffa juga menambahkan bahwa mereka sering berbagi cerita dan bertandang ke rumah tokoh ini. Daffa memiliki strategi atau persiapan dalam wawancara seperti yang diucapkannya berikut, “Aku percaya kalau niatnya baik pasti akan berbuah kebaikan juga. Kalau bertamu ya yang sopan saja. Cara bertanya itu jangan langsung to the point tapi pelan-pelan. Caraku bertanya juga diselingi cerita lain. jangan membuat narasumber menjadi tertekan. Narasumber harus tau kalau kita punya niat baik. Kita juga harus jujur dan apa adanya. Nanti pembicaraan akan mengalir sendirinya.”
Tokoh yang ditulisnya memiliki keterbatasan dalam disleksia yang menyulitkannya untuk membaca. Namun, tokoh ini tidak mudah menyerah dan tidak patah semangat. Daffa, termotivasi untuk menulis tokoh ini karena semangat juang dan sikapnya yang patut dicontoh. Narasumber merupakan tokoh masyarakat yang tidak pamrih untuk membantu lingkungan sekitarnya seperti membuat taman bacaan, perpustakaan keliling dan bimbingan belajar gratis. Daffa juga mengaku bahwa motivasinya menulis beliau karena, tokoh ini dibentuk dari lingkungan sekitar yang toxic dan adanya perbedaan kepercayaan dalam latar belakang keluarganya sehingga membuat dia lebih open terhadap kemanusiaan. Daffa mengaku bahwa dia belajar banyak dari narasumber yang seorang pekerja keras dan tidak pernah menyerah.
Penulis: Fatimah Azzahra Amalia