• UGM
  • FIB
  • Webmail
  • Academic Portal
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Departemen
    • Staf
    • Kontak
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Mata Kuliah Program Sarjana
      • Intended Learning Outcomes
    • Program Magister
      • Mata Kuliah Program Magister
    • Summer School
    • MBKM
  • Kabar
    • Berita
    • Agenda
  • Penelitian
  • Publikasi
    • Lembaran Sejarah
    • Histma
  • Alumni
    • Kasagama
    • Career Development Center
  • Beranda
  • berita
  • Kuliah Umum Perdana Departemen Sejarah UGM Tahun 2022 oleh Prof. Marieke Bloembergen Bersama PPSI

Kuliah Umum Perdana Departemen Sejarah UGM Tahun 2022 oleh Prof. Marieke Bloembergen Bersama PPSI

  • berita
  • 19 Agustus 2022, 13.27
  • Oleh: sejarah
  • 0

Prof. Dr. Marieke Bloembergen dari KITLV/Leiden University dalam kesempatan ini memberikan kuliah umum dengan tajuk The Burden of Colonial Things: Alternative Knowledge Production, Indonesian Perspectives, and the Search for Enlightenment, pada Kamis, 18 Agustus 2022, pukul 10.00-12.00 WIB. Acara ini diselenggarakan oleh Departemen Sejarah UGM dan dipandu oleh Dr. Agus Suwignyo. Perkuliahan ini juga merupakan bagian dari program kerja sama dengan Perkumpulan Program Studi Sejarah Se-Indonesia (PPSI) sehingga diikuti oleh dosen dan mahasiswa dari 12 universitas di Indonesia, yaitu Universitas Airlangga, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Halu Oleo, Universitas Sanata Dharma, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Jember, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Andalas, Universitas Hasanuddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dan Universitas Negeri Semarang. Mahasiswa yang memiliki kelas perkuliahan pada pagi hari wajib mengikuti perkuliahan ini sebagai gantinya.

Perkuliahan yang disampaikan Prof. Dr. Marieke mencoba untuk menjawab 3 pertanyaan: Pertama, mengapa dan bagaimana seharusnya kita menginterpretasi aspek politik dari produksi pengetahuan? Kedua, apa peran yang dimainkan objek dalam hal ini? Ketiga, hasil apa yang akan kita temukan semisal kita berfokus tidak kepada mengumpulkan dan mengakumulasi sumber, tetapi mengambil jarak dan melakukan dekonsumisasi?

Prof. Dr. Marieke berpendapat bahwa seharusnya, peneliti bergerak melampaui pendekatan kolonial. Pandangan yang memunculkan dikotomi antara pihak “kolonial” dan “ter-kolonialisasi”, serta “kolonial” dan “lokal”, dianggap mereduksi realitas yang kompleks. Ia memberikan 4 objek sebagai ilustrasi dari kompleksitas realitas sejarah dan alternatif pendekatan dalam penelitian. Objek-objek tersebut adalah sebuah perpustakaan yang dimiliki oleh Suyono, makanan para Teosofia, Ashram dan Bhagavad Gita dari Bali, dan sebuah kepala Budha. Dari objek-objek ini, peneliti dapat menjauhkan diri dari perspektif kolonial, memahami warisan, pandangan masyarakat, dan bagaimana masyarakat kolonial bekerja.

Pada akhirnya, untuk melampaui perspektif penelitian kolonial, Prof. Dr. Marieke mengajukan pendekatan alternatif. Ia mengatakan bahwa penggunaan sumber-sumber alternatif dapat memberikan cerita yang tidak tercakup dalam perspektif barat. Contoh nyatanya adalah mendatangi perpustakaan yang tidak umum, seperti perpustakaan Suyono, seorang Teosofia, ketimbang hanya mengunjungi pusat arsip nasional. Dari sana, dapat ditemukan kategorisasi yang berbeda dari pemerintah maupun pihak kolonial. Mendatangi narasumber tertentu dan mengamati benda-benda di sekitar, seperti makanan, juga disarankan. Dengan begitu, peneliti dapat mengamati relasi kuasa dan realitas yang lebih kompleks ketimbang dikotomi “kolonial” dan “ter-kolonialisasi”, serta “kolonial” dan “lokal”.

Rekaman perkuliahan umum dapat diakses di tautan berikut.


Penulis: Venessa Theonia

Berita Terakhir

  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects
  • The Research Project “Restituting, Reconnecting, and Reimagining Sound Heritage (Re:Sound)” Receives Funding from the Royal Dutch Research Council (NWO) for 2025-2028
  • Launch of New Research Project on Lombok Heritage: “Dismantling Colonial Knowledge Production and Recovering Lost Histories and Memories” (2025-2028)
  • Menelusuri Hibriditas Budaya Tionghoa-Jawa dalam Sejarah Indonesia

Arsip

  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Mei 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • November 2020
  • Agustus 2019
  • Maret 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • September 2018
  • Mei 2018
  • September 2017
  • Juli 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017

Kategori

  • agenda
  • alumni
  • beasiswa
  • berita
  • lowongan
  • penelitian
  • pengumuman
  • selisik
  • summer school
Universitas Gadjah Mada

Departemen Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada

Gedung Soegondo, Lantai 3
Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur Yogyakarta
  +62 274 513 096
+62 813 1444 4274
  sejarah@ugm.ac.id

Akademik

  • Program Sarjana
  • Program Magister

Berita & Agenda

  • Berita
  • Agenda

Tentang

  • Staf
  • Departemen
  • Fakultas
  • UGM

Ikuti Kami

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Sejarah UGM

© 2025 | Departemen Sejarah UGM

BeritaAgenda

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY