• UGM
  • FIB
  • Webmail
  • Academic Portal
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Departemen
    • Staf
    • Kontak
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Mata Kuliah Program Sarjana
    • Program Magister
      • Mata Kuliah Program Magister
    • Summer School
    • MBKM
  • Kabar
    • Berita
    • Agenda
  • Penelitian
  • Publikasi
    • Lembaran Sejarah
    • Histma
  • Alumni
    • Kasagama
    • Career Development Center
  • Beranda
  • berita
  • Mendokumentasikan Sejarah Sosial di Asia

Mendokumentasikan Sejarah Sosial di Asia

  • berita
  • 25 April 2024, 08.40
  • Oleh: sejarah
  • 0

Departemen Sejarah FIB UGM berkolaborasi dengan RUAS (Ruang Arsip Sejarah Perempuan) sukses mengadakan kuliah umum bertajuk ‘Documenting Social History in Indonesia: The Work of International Institute of Social History’ pada Rabu (24/4/2024). Acara tersebut digelar secara hybrid di ruang 114 lantai 1 Gedung Soegondo FIB UGM dan disiarkan melalui kanal Youtube. Eef Vermeij, seorang Collection Development Asia dari IISH (International Institute of Social History) dihadirkan sebagai pembicara untuk membagikan kisah pendirian lembaga pengelola arsip tersebut serta pengalamannya ketika bekerja di sana. 

IISH atau juga dikenal sebagai IISG (Internationaal Instituut voor Sociale Geschiedenis) merupakan lembaga pengelola arsip tentang sejarah sosial-ekonomi terbesar di Amsterdam. Dalam melakukan pengelolaan arsip, IISH menyediakan suatu media penyerahan (submission) jangka panjang yang berupa arsip individu, organisasi/kelompok maupun institusi. Dorongan pendirian IISH pada 1935 dilatarbelakangi oleh sejarah fasisme Eropa yang berkembang di awal abad ke-20. Niat awal pendirian lembaga tersebut yakni untuk mengamankan berbagai jejak-jejak arsip yang berasal dari gerakan buruh di Eropa ketika itu. Pengkoleksian itu juga ditujukan untuk mengetahui bagaimana orang hidup dan bagaimana mereka melakukan resistensi atau bertahan hidup di masa-masa tersebut. Material yang dikumpulkan oleh IISH terdiri dari berbagai jenis, misalnya dokumen, surat, majalah, koran, hasil sejarah lisan, kaos, musik, film, bendera dan sebagainya.

Pada lima tahun awal pendiriannya, IISH menghadapi berbagai tantangan. Ketika itu, koleksi utama IISH berasal dari Eropa, misalnya dari Partai Sosial Demokrat di Jerman, koleksi original Marx dan Engels, serta berbagai koleksi tentang sejarah anarkis. Kebanyakan koleksi itu diselundupkan dari berbagai negara di Eropa ke Amsterdam melalui kereta api. Lalu, ada juga dokumen-dokumen dari Spanyol yang diangkut dan diselundupkan menggunakan kuda serta keledai. Selain itu, Direktur IISG yang pada masa itu merasa Belanda tidak akan bersikap netral pun menginstruksikan agar berbagai koleksi tersebut disebar ke beberapa cabang IISG dan universitas serta di pedesaan Belanda. Beberapa koleksi tersebut juga ada yang dirampok. Bahkan, pada masa perang, banyak staf IISH yang tidak selamat. IISH pun membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk pulih dari  kondisi tersebut. Pasca pecahnya Perang Dunia II, IISH meneruskan kerja-kerjanya hingga di tahun 1960-an muncul berbagai gerakan sosial di seluruh dunia. Pada 1970-an, koleksi arsip IISH bahkan didominasi oleh arsip-arsip gerakan protes. 

Sementara itu, Departemen Asia sendiri didirikan pada 1996 dengan fokus awal  pengkoleksian terhadap wilayah Bangladesh dan Pakistan. Eef sendiri yang awalnya bergabung dengan IISH pada 1993 mendapatkan tugas mengurus di Departemen Sosialis Jerman Kontemporer. Namun, karena ketertarikannya dengan Asia, ia pun memilih bergabung dengan Departemen Asia di tahun 1998. Salah satu tugas pertama Eef di Departemen Asia adalah mengelola proyek arsip tentang Burma. Proyek tersebut merupakan tuntutan dari para aktivis serta akademisi Burma yang merupakan kaum oposisi ketika itu. Kemudian, kantor cabang IISH di Asia pun didirikan pada 2002 yang berkedudukan di Bangkok. Eef yang pada saat itu ditugaskan di sana harus berkeliling dari Korea, Thailand, Filipina, Nepal, Kamboja dan Srilanka untuk melakukan kerja-kerja pertamanya. Ia bertahan di kantor cabang IISH Bangkok hingga kemudian kembali ke Amsterdam pada 2007.

“Perkenalan dengan IISG sebenarnya memberi kita dimensi lain tentang sejarah, paling tidak dalam sisi heuristik. Jika biasanya kita membaca sejarah itu dari kanan atau tengah, ini ada sisi lain yang sangat memungkinkan untuk dieksplor, dari kiri, dari kalangan pergerakan, trading union, mereka yang berada di bawah opresi. Harapan kita bersama tentunya adalah akan memantik lebih banyak karya-karya yang memiliki nuansa baru berupa sejarah Indonesia yang jarang dibicarakan,” tutur Uji Nugroho Winardi–dosen Departemen Sejarah UGM yang sekaligus menjadi moderator pada sesi kuliah umum kali ini.


Penulis: Lenna Aurelia Amalia



Tags: Arsip IISH SDGs 16 SDGs 17 SDGs 4 Sejarah Sosial

Recent Posts

  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects
  • The Research Project “Restituting, Reconnecting, and Reimagining Sound Heritage (Re:Sound)” Receives Funding from the Royal Dutch Research Council (NWO) for 2025-2028

Recent Posts

  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects
  • The Research Project “Restituting, Reconnecting, and Reimagining Sound Heritage (Re:Sound)” Receives Funding from the Royal Dutch Research Council (NWO) for 2025-2028

Archives

  • March 2025
  • February 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
  • November 2023
  • October 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • May 2023
  • February 2023
  • January 2023
  • November 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • November 2020
  • August 2019
  • March 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • September 2018
  • May 2018
  • September 2017
  • July 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017

Categories

  • agenda
  • agenda
  • alumni
  • alumni
  • announcement
  • beasiswa
  • berita
  • BKMS
  • lowongan
  • news
  • penelitian
  • pengumuman
  • research
  • scholarship
  • selisik
  • summer school
  • summer school
Universitas Gadjah Mada

Departemen Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada

Gedung Soegondo, Lantai 3
Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur Yogyakarta
  +62 274 513 096
+62 813 1444 4274
  sejarah@ugm.ac.id

Akademik

  • Program Sarjana
  • Program Magister

Berita & Agenda

  • Berita
  • Agenda

Tentang

  • Staf
  • Departemen
  • Fakultas
  • UGM

Ikuti Kami

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Academic

  • Undergraduate
  • Graduate

News

  • News
  • Agenda

About

  • Staff
  • Department
  • Faculty
  • UGM

Follow Us

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Sejarah UGM

© 2025 | Departemen Sejarah UGM

BeritaAgenda

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY