
Pada 19 Mei 2025, dari jam 13.00 hingga 15.00 WIB di Ruang Multimedia lantai kedua dari Gedung Margono, telah terlaksana seminar sejarah yang membahas terkait perkebunan kolonial di Kepulauan Indonesia. Seminar ini dihadiri oleh Dr. Harro Maat, selaku pembicara seminar, dan moderator Dr. Farabi Fakih, M.Hum.
Dr. Harro membahas akan bagaimana perkebunan kolonial merupakan salah satu wujud nyata dalam aspek global dari sejarah agrikultur. Pada konteks Hindia Belanda, pengetahuan terkait budidaya perkebunan kolonial terutama berasal dari berbagai belahan dunia. Sebagai contoh, ia menggunakan studi kasus dari tanaman sawit. Ia menjelaskan akan bagaimana tanaman sawit yang ditanam berasal dari Afrika Barat, dan dibudidayakan secara ekstensif di Sumatera. Selain untuk dikomersialisasikan, melainkan juga dibuat untuk menjadi pelumas mesin uap, lilin, dan sabun.
Ia kemudian menjelaskan akan peran sarjana di Universitas Wageningen dalam pengembangan perkebunan kolonial di Hindia Belanda. Universitas tersebut menghasilkan lulusan terbaik pada bidang Colonial Agricultural, Plantation, dan Forestry, dan mereka diminta oleh pemerintah Hindia Belanda untuk meneliti lebih dalam terkait perkebunan kolonial.
Seminar yang dibawakan Dr. Harro merupakan refleksi penting dalam aspek global dari kolonialisme di Hindia Belanda. Selain itu, Dr. Harro juga menyoroti peran intelektual dalam melanggengkan praktik kolonial, terutama dalam pengembangan perkebunan.
Penulis: Muhammad Fadhlan Hamidan