• UGM
  • FIB
  • Webmail
  • Academic Portal
  • Indonesia
    • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Departemen
    • Staf
    • Kontak
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Mata Kuliah Program Sarjana
      • Magang/Kegiatan Luar Kampus
      • Klinik Skripsi
    • Program Magister
      • Mata Kuliah Program Magister
      • Kolokium
    • Summer School
    • Intended Learning Outcomes (ILOs)
  • Kabar
    • Berita
    • Agenda
  • Riset
    • Internal
    • Kerja Sama
  • Publikasi
    • Lembaran Sejarah
    • Histma
    • Publikasi Staf
  • Mahasiswa
    • BKMS
    • History Week
  • Alumni
    • Kasagama
    • Career Development Center
  • Beranda
  • berita
  • Turisme Kolonial di Jawa dan Ilusinya

Turisme Kolonial di Jawa dan Ilusinya

  • berita
  • 21 November 2025, 12.42
  • Oleh: sejarah
  • 0

Pada hari Kamis, 20 November 2025 Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya mengadakan Kuliah Umum bagi mahasiswa Departemen Sejarah UGM dan Masyarakat Umum yang berusaha untuk memberikan pembahasan tentang Kajian Pariwisata di Hindia Belanda khususnya Jawa pada periode kolonial. Turut membersamai dan mengisi dalam kegiatan ini Dr. Arnout van De Meer seorang sejarawan, peneliti, dan pengajar yang berkedudukan di Colby College, Amerika Serikat. Beliau dikenal sebagai seorang sejarawan yang memiliki bidang keahlian dan minat dalam kajian sejarah global dan Asia Tenggara. Dalam Kuliah Umum ini pula turut hadir Dr. Abdul Wahid M.Hum., M.Phil. selaku Kepala Departemen Sejarah UGM dan dipandu oleh Uji Nugroho Winardi S.S., M.A. selaku moderator dalam kuliah umum ini.

Dalam diskusi ini Arnout van De Meer memulai dengan pembahasan dan penggambaran kondisi topografi dan ekologi dari wilayah Hindia Belanda utamanya Jawa yang indah dan menakjubkan, di mana hamparan hutan tropis dan barisan gunung serta pegunungan vulkanik menjulang mengelilingi hampir seluruh wilayah Jawa. Realitas topografi dan ekologi yang indah ini kemudian membentuk konsepsi dan pemahaman baru masyarakat Eropa di koloni maupun di negeri induk tentang keindahan Hindia Belanda “Mooi Indie” yang kemudian akan menumbuhkan suatu lini industri baru yang berkaitan dengan kegiatan wisata dan “plesiran” bagi komunitas masyarakat utamanya Eropa.

Kemajuan teknologi transportasi dan juga perubahan pola ekonomi di Hindia Belanda yang bergerak menuju tahap industrialisasi dan kapitalisasi ekonomi menjadi salah satu faktor yang mempercepat tumbuhnya sektor industri pariwisata di tanah koloni. Hal ini dapat terjadi karena gagasan terkait kapitalisasi ekonomi ini mendorong masuknya modal dan komunitas borjuis Eropa untuk datang dan menetap di Hindia Belanda khususnya Jawa dengan segala kepentingan dan gaya hidup yang melekat. Di samping itu, tumbuhnya jaringan kereta api di Jawa pada pertengahan abad ke-19 dan mulai berjalan secara optimal pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, semakin memudahkan konektivitas dan mempercepat perjalanan antar wilayah, salah satunya menuju wilayah strategis pariwisata.

Di luar kedua aspek tadi, tumbuhnya minat serta sektor industri pariwisata di wilayah Jawa turut mendorong tumbuhnya berbagai fasilitas akomodasi berupa hotel dan penginapan dengan fasilitas yang mewah di zamannya pada berbagai wilayah yang menjadi objek utama pariwisata para pelancong Eropa seperti yang banyak terjadi di wilayah Priangan, Batavia, Sarangan, dan beberapa wilayah lainnya. Melalui berbagai catatan dan arsip para pelancong Eropa dapat diamati bahwa sebagian besar wilayah yang menjadi tujuan wisata para pelancong adalah kawasan pegunungan yang menawarkan keindahan alam dan kesegaran udara yang dapat dinikmati oleh para pelancong. Di samping itu, keindahan dalam bentuk kebudayaan yang luhur dalam berbagai aktivitas dan dinamika masyarakat di Jawa pula menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong dalam memilih suatu tempat wisata.

Interaksi dan Komunikasi yang semakin menguat dan terjalin secara erat antara masyarakat Eropa dengan komunitas masyarakat Bumiputera karena keperluan dan kebutuhan berwisata di berbagai wilayah Jawa ini melahirkan suatu dorongan bagi Pemerintah Kolonial untuk mulai mengembangkan kamus dan panduan berbahasa Melayu bagi para pelancong dalam melakukan komunikasi dalam memudahkan aktivitas wisata. Walaupun demikian, hadirnya kamus dan panduan berbahasa Melayu ini pula belum dapat terlepas secara penuh dari orientasi dan gagasan tentang segregasi sosial antara komunitas Eropa dengan Bumiputera. Hal ini dapat diamati melalui isi dari kamus, di mana hampir sebagian kata yang termuat di dalamnya berisi kalimat dan kata-kata perintah “suruhan” bagi masyarakat Bumiputera tanpa adanya ujaran yang lebih bersifat komunikatif dan setara dalam komunikasi. Hal ini menjadi salah satu gambaran dari hadirnya gagasan tentang pariwisata di Hindia Belanda utamanya Jawa yang tetap menjadi salah satu bagian dari gagasan Pemerintah Kolonial untuk menguatkan pengaruh mereka di tanah Hindia Belanda. Kuliah umum ini pula berlangsung secara interaktif dan dua arah dimana banyak peserta yang membangun diskusi dan interaksi dengan Pembicara guna memperluas pembahasan tentang persoalan dan fenomena pariwisata di Jawa periode Kolonial.


Penulis: Mochamad Rizky Saputra



Tags: Jawa kolonial SDGs 4 turisme

Berita Terakhir

  • Turisme Kolonial di Jawa dan Ilusinya
  • Departemen Sejarah UGM Kunjungi SMAN 1 Bantul
  • Peluncuran Buku dan Diskusi Akademik “Nusakambangan Luar Dalam”
  • Peluncuran Website Program Penelitian “New Futures for Indonesian Objects”
  • Studi Wawasan “Bahasa dan Ciri Khas Kolonialisme Belanda di Nusantara”

Recent Events

  • 27Nov Masterclass on Cultural History
Semua Agenda

Arsip

  • November 2025
  • Oktober 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Mei 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • November 2020
  • Agustus 2019
  • Maret 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • September 2018
  • Mei 2018
  • September 2017
  • Juli 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017

Kategori

  • agenda
  • alumni
  • beasiswa
  • berita
  • lowongan
  • penelitian
  • pengumuman
  • selisik
  • summer school
Universitas Gadjah Mada

Departemen Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada

Gedung Soegondo, Lantai 3
Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur Yogyakarta
  +62 274 513 096
+62 813 1444 4274
  sejarah@ugm.ac.id

Akademik

  • Program Sarjana
  • Program Magister

Berita & Agenda

  • Berita
  • Agenda

Tentang

  • Staf
  • Departemen
  • Fakultas
  • UGM

Ikuti Kami

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Sejarah UGM

© 2025 | Departemen Sejarah UGM

BeritaAgenda

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY