Rabu (22/22/2023) Departemen Sejarah kembali mengadakan kuliah umum dengan judul Year of The Tiger: How I Witnessed the Fail of Soeharto”. Acara yang berlangsung pukul 09.00-11.00 WIB ini diadakan di Ruang Multimedia Gedung Margono Fakultas Ilmu Budaya dan dihadiri oleh mahasiswa sejarah dan umum. Selain itu, juga disiarkan secara live streaming dalam kanal youtube Departemen Sejarah UGM.
Pada kuliah umum kali ini, Frank G. Vermeulen, seorang jurnalis dan peneliti independen dari Belanda, membagikan pengalamannya ketika menjadi salah satu wartawan yang menyaksikan kejatuhan Orde Baru tersebut. Saat itu, ia ditugaskan oleh surat kabar dari Belanda, NRC Handelsblad, untuk menjadi koresponden di Jakarta dari tahun 1996 hingga 2000.
Selain Frank, turut juga Ahmad ‘Deni’ Salman membagikan kisah dan pengalamannya mengenai periode reformasi tersebut. Deni adalah seorang aktivis dan fotografer yang bekerja dengan Frank selama di Indonesia.
“Susah mencari susu karena biasanya harganya Rp26.000 – Rp28.000, nah di tahun-tahun ini semua harga naik enam kali lipat. Itu adalah bulan-bulan yang paling menyedihkan dalam hidup saya. Di Jakarta, banyak orang yang mengantri makan siang gratis, mereka datang jam sepuluh dan karena lapar mereka hanya bisa tidur. Selain itu banyak gedung-gedung yang kosong karena harga sewanya menjadi mahal” Ungkap Deni.
Departemen Sejarah menginisiasi kegiatan ini untuk mendukung terwujudnya SDGs ke empat, yakni pendidikan bermutu. Kuliah umum yang menghadirkan pelaku dan saksi sejarah ini memberikan kesempatan belajar secara relevan dan efektif bagi mahasiswa dan umum. Kuliah umum yang diramu dalam bentuk diskusi tersebut berhasil memantik para peserta untuk menggali lebih lanjut mengenai informasi lebih dalam seputar kejatuhan Soeharto.
“Kuliah umum ini sangat informatif dan seru, karena menghadirkan para pelaku sejarah dan tentunya membuka perspektif dan wawasan baru tentang tahun-taun tersebut yang tidak kami temui dalam buku-buku atau artikel. Aku cukup menyesal karena tadi tidak bertanya pada Pak Frank,” Kata Adam, mahasiswa sejarah angkatan 2021.
“Sangat insightful, mendapat pandangan baru dari saksi dan pelaku sejarah yang sangat dekat dengan peristiwa tersebut. Seolah melihat lebih dekat peristiwa tersebut.” Ungkap Pramudito, mahasiswa sejarah angkatan 2022.
Penulis: Yuni Setya