Jumat (12/07/2024), workshop sejarah lisan bertajuk Oral History: Changing Practices in Unsettling Times sukses diselenggarakan sejak pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi antara Departemen Sejarah FIB UGM dengan beberapa instansi lainnya, yakni KITLV, NIOD, Utrecht University, Universitas Negeri Malang, serta Universitas Kristen Satya Wacana. Berbagai panel materi terkait sejarah lisan pun disampaikan oleh beberapa akademisi dalam kegiatan itu. Namun, tidak hanya itu, pameran bunga rampai sejarah lisan pun turut dilaksanakan oleh mahasiswa Departemen Sejarah UGM lintas generasi sekaligus bazar buku oleh Divisi Kewirausahaan BKMS FIB UGM.
Workshop sejarah lisan tersebut dibagi ke dalam tiga sesi. Tema pada sesi pertama bertajuk Penyajian Sejarah Lisan dalam Media Baru yang berlangsung sejak pukul 09.15 hingga 11.15 WIB dengan pemateri Dinda Nabila, Abdila, dan Muhammad Faisal Adnan dari mahasiswa Departemen Sejarah UGM angkatan 2020 yang mempresentasikan materi berjudul Sejarah Lisan dan Kreasi Seni. Sejalanjutnya, materi berjudul Sejarah Lisan dan Seni Instalasi disampaikan oleh Dr. Ravando dan FX Harsono. Lalu, ada Ronal Ridhoi, M.A. beserta tim dari Universitas Negeri Malang yang mempresentasikan materi berjudul Sejarah Lisan dan Film Dokumenter serta Venessa Theonia, seorang mahasiswa Departemen Sejarah UGM angkatan 2021 yang menyampaikan materi bertajuk Ketika Seni dan Sejarah Bertemu; Posisi Dua Disiplin dalam Pendekatan Interdisipliner.
Sesi kedua dengan tema Sejarah Lisan dan Pewarisan Ingatan Keluarga dilaksanakan sejak pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Materi pertama dalam sesi ini bertajuk Dari Eropa ke Indonesia: Rekam Jejak kehidupan Keluarga Eropa di Nusakambangan yang disampaikan oleh Faiz Halwa Diafreza, seorang mahasiswa Departemen Sejarah UGM angkatan 2022. Lalu, materi berjudul Hideo Tanaka dan Jejaknya: Membaca Ulang Memori Kehidupan Zanryusha disampaikan oleh Fathur Rizky Kafabih seorang mahasiswa Departemen Sejarah UGM angkatan 2022. Materi bertajuk Antara Kafa’ah dan Cinta: Kehidupan Anak-Anak Hasil Pernikahan Syarifah-Non Sayyid Masa Orde Baru disampaikan oleh Fathur Rachman, seorang mahasiswa Departemen Sejarah angkatan 2022. Kemudian, materi berjudul Memburu Memori: Pewarisan Memori Eks-Tahanan Politik dalam Keluarga melalui Sejarah Lisan disampaikan oleh Maria Agustina, seorang mahasiswa Departemen Sejarah angkatan 2021.
Sesi terakhir dalam rangkaian workshop sejarah lisan tersebut mengangkat tema Sejarah Lisan, Pendidikan, dan Pemberdayaan Masyarakat yang berlangsung sejak pukul 15.10 hingga 17.00 WIB. Materi berjudul Wawancara Sejarah Lisan dalam Paradigma Kearsipan (Praktik di ANRI sejak 1973) disampaikan oleh Khabibah, seorang mahasiswa magister sejarah FIB UGM yang juga berasal dari Arsip Nasional Republik Indonesia. Lalu, ada Galuh Ambar Sasi, M.A. dari Universitas Kristen Satya Wacana yang mempresentasikan materi berjudul Oral History for the Empowerment of the Community dan Ita Fatia Nadia, M.A. dari RUAS (Ruang Arsip Sejarah Perempuan) dengan presentasi bertajuk Sejarah Lisan untuk Perempuan. Sementara itu, Dr. Indah Wahyu Puji Utami dan tim dari Universitas Negeri Malang menyampaikan materi tentang Bagaimana membawa Sejarah Lisan ke Dalam Kelas?
Penulis: Junnio Chelsa Putra Setyana
Penyunting: Lenna Aurelia Amalia