• UGM
  • FIB
  • Webmail
  • Academic Portal
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Departemen Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang
    • Departemen
    • Staf
    • Kontak
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Mata Kuliah Program Sarjana
    • Program Magister
      • Mata Kuliah Program Magister
    • Summer School
    • MBKM
  • Kabar
    • Berita
    • Agenda
  • Penelitian
  • Publikasi
    • Lembaran Sejarah
    • Histma
  • Alumni
    • Kasagama
    • Career Development Center
  • Beranda
  • berita
  • Sistem Perbudakan Seksual Masa Pendudukan Jepang

Sistem Perbudakan Seksual Masa Pendudukan Jepang

  • berita
  • 25 April 2017, 14.33
  • Oleh: admin
  • 0

Eksploitasi terhadap perempuan menjadi  budak seksual, pada masa pendudukan Jepang adalah suatu rangkaian sistem yang terencana dan terorganisir. Saat perang Asia Timur Raya, Jepang menyadari kebutuhan mendasar bagi para tentara. Hal yang memungkinkan saat itu adalah menggunakan perempuan pribumi sebagai ‘comfort women’ (wanita penghibur). Hal itu diutarakan Katherine Mc Gregor dalam kuliah umum yang diadakan oleh Departemen Sejarah FIB UGM, pada Selasa (25/4), di Ruang Multimedia, gedung Margono lt. 2, FIB UGM.

Pada kesempatan itu Katherine memberikan kuliah umum dengan topik “Piecing Together The Threads Of The So-Called ‘Comfort Women’ System During The Japanese Occupation Of Indonesia”. Perempuan yang juga Profesor di Melbourne Universtity Australia ini, menguraikan dengan detail sistem perbudakan seksual masa pendudukan Jepang. “Jadi apa yang terjadi pada perbudakan seksual perempuan pada masa Jepang itu merupakan sesuatu yang terencana” ungkap Katherine.

Lebih jauh Katharine menerangkan bahwa Jepang memberlakukan seleksi pada perempuan-perempuan tersebut. Setiap perempuan kemudian digolongkan berdasarkan kecantikan. Mereka kemudian dipaksa melayani para tentara. “Perempuan untuk para perwira dan prajurit, berbeda” jelasnya.

Mayoritas perempuan yang dijadikan budak seksual atau disebut Karayukisan diambil secara paksa dari keluarga mereka di desa-desa. Pada masa pendudukan Jepang, langkah awal adalah membuat stratifikasi masyarakat. Orang-orang Eropa kemudian dikirim ke kamp-kamp interniran, termasuk para perempuan Eropa. Sementara bagi masyarakat pribumi nasibnya tidak jauh lebih baik. Pihak perempuan mereka dijadikan budak seksual (karayukisan). Beberapa juga mengalami kekerasan berupa pemerkosaan–karena dilakukan secara terpaksa.

Dalam melihat sistem yang bekerja pada masa pendudukan Jepang, Katharine menelusuri dokumen-dokumen dan catatan dari tentara Jepang yang tersisa dari Perang Asia Timur Raya. Selain itu juga menggunakan memori yang tersisa dari perempuan yang selamat. “Saya bertanya tentang ingatan Indonesia saat pendudukan Jepang, dan terutama kesaksian korban perempuan, yang sebagian besar masih hidup, saat empat puluh tahun setelah perang, mengungkapkan tentang konteks pendudukan dan bagaimana dan mengapa perempuan ditipu kemudian dipaksa, bekerja di sistem perbudakan seksual itu” papar Katharine.

Di sisi lain, Katherine juga  menggunakan pelbagai media, termasuk film, untuk mengerti realitas zaman itu. Salah satunya adalah film dokumenter yang digarap oleh Kana Tamoko, pada 2011, yang berjudul Mardiyem.

Meski begitu, ada perbedaan antara perempuan sebagai pekerja seksual (karayukisan) –termasuk didalamnya Jugun Ianfu- dan perempuan penghibur (geisha). Kata Geisha merujuk pada perempuan yang mempunyai keterampilan dalam seni –tari ataupun tarik suara. Mereka adalah pekerja seni, dan mempunyai lisensi yang legal. Dan itu adalah pekerjaan utama mereka. “Kendati pada beberapa kasus juga terdapat geisha yang menjadi pekerja seks, namun sekali lagi itu bukan pekerjaan utama mereka” jelas Katherine. (Sej/Bagus)

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Posts

  • The Internal Kick-Off Meeting for the Re:Sound project, titled “Restituting, Reconnecting, Reimagining Sound Heritage
  • Kerja Sama dengan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Program Studi Magister Sejarah Hadirkan Dr. Harro Maat dalam Kegiatan MasterClass
  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects

Recent Posts

  • The Internal Kick-Off Meeting for the Re:Sound project, titled “Restituting, Reconnecting, Reimagining Sound Heritage
  • Kerja Sama dengan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Program Studi Magister Sejarah Hadirkan Dr. Harro Maat dalam Kegiatan MasterClass
  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Call for Applications: PhD Programme in Sound Heritage Studies
  • Dr. Sadiah Boonstra’s Public Lecture: Rethinking the Future of Repatriated Objects

Archives

  • May 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024
  • December 2023
  • November 2023
  • October 2023
  • September 2023
  • August 2023
  • July 2023
  • May 2023
  • February 2023
  • January 2023
  • November 2022
  • October 2022
  • September 2022
  • August 2022
  • June 2022
  • May 2022
  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • November 2020
  • August 2019
  • March 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • September 2018
  • May 2018
  • September 2017
  • July 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017

Categories

  • agenda
  • agenda
  • alumni
  • alumni
  • announcement
  • beasiswa
  • berita
  • BKMS
  • lowongan
  • news
  • penelitian
  • pengumuman
  • research
  • scholarship
  • selisik
  • summer school
  • summer school
Universitas Gadjah Mada

Departemen Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada

Gedung Soegondo, Lantai 3
Jl. Sosiohumaniora, Bulaksumur Yogyakarta
  +62 274 513 096
+62 813 1444 4274
  sejarah@ugm.ac.id

Akademik

  • Program Sarjana
  • Program Magister

Berita & Agenda

  • Berita
  • Agenda

Tentang

  • Staf
  • Departemen
  • Fakultas
  • UGM

Ikuti Kami

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Academic

  • Undergraduate
  • Graduate

News

  • News
  • Agenda

About

  • Staff
  • Department
  • Faculty
  • UGM

Follow Us

Sejarah UGM

Sejarah UGM

Sejarah UGM

© 2025 | Departemen Sejarah UGM

BeritaAgenda

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY