Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan bangga mengumumkan peluncuran situs web resmi program penelitian internasional bertajuk Exploring New Futures for Indonesian Objects: Dismantling Colonial Knowledge Production and Recovering Lost Histories and Memories, yang dapat diakses melalui laman https://pastfutureheritage.fib.ugm.ac.id/. Resmi diluncurkan pada 30 September 2025, website tersebut merupakan bagian dari riset kolaboratif antara Universitas Gadjah Mada dan University of Amsterdam (UvA), yang menjadi bagian dari program Dutch Research Agenda (NWA) bertema “Research into Collections with a Colonial Context”.
berita
Pada Jumat, 19 September 2025, Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari Kolonel Caj. Dr Kusuma M.Si., seorang alumni Program Sarjana Sejarah Universitas Gadjah Mada tahun 1992 yang saat ini bertugas sebagai pengajar dan kepala Program Studi Magister Manajemen Bencana, Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan. Dalam kesempatan ini beliau memberikan kuliah tamu terkait “Perspektif Baru” dalam penulisan narasi sejarah militer secara akademik kepada Mahasiswa S1 Sejarah Universitas Gadjah Mada yang sedang mengambil mata kuliah Dasar-Dasar Teori dan Metodologi Sejarah. Dalam kuliah ini beliau menyampaikan materi terkait pentingnya kajian sejarah militer sebagai pola dan khazanah kajian baru dalam Historiografi Sejarah Indonesia yang dilakukan melalui metode dan pendekatan secara akademik. Pada kuliah ini, beliau pula menyempatkan diri untuk berbagai ilmu dan pengalaman terkait manfaat dan peran dari pemahaman serta kemampuan dalam membaca, melakukan interpretasi, dan menuliskan suatu realitas sosial dalam berbagai tugas dan tanggung jawab yang beliau emban sebagai seorang tentara. Kesabaran dan ketelitian dalam mengambil keputusan serta kebijakan merupakan sikap dan ilmu penting lainnya yang beliau dapatkan saat menempuh studi S1 di Departemen Sejarah UGM yang menjadi sikap pedoman beliau dalam menjalankan tugas kedinasan. Kegiatan perkuliahan berlangsung secara interaktif dimana mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya serta berdiskusi terkait materi yang beliau sampaikaan. Pada ujung kegiatan beliau menitipkan pesan kepada seluruh mahasiswa bahwa kajian dan lulusan bidang sejarah merupakan salah satu aspek yang penting dan diperhitungkan secara karir utamanya yang berkaitan dengan dinas kemiliteran karena dalam berbagai operasi, pengambilan kebijakan, serta keputusan strategis selalu melibatkan pendekatan historis untuk menganalisis suatu persoalan yang terjadi. Beliau pula mengajak para mahasiswa yang memiliki minat serta harapan untuk bergabung sebagai sejarawan militer untuk mempersiaapkan diri sejak saat ini tidak hanya persiapan yang bersifat akademis, melainkan pula persiapan secara fisik, mental, dan juga rohani.
Kondisi ruang kelas 325 saat dipakai untuk kuliah perdana mahasiswa pascasarjana. Foto: Muhammad Fadhlan Hamidan
Pada Kamis, 14 Agustus 2025, dari pukul 10.00 hingga 11.15 WIB, Departemen Sejarah menyelenggarakan kuliah perdana bagi mahasiswa pascasarjana. Kuliah ini dihadiri oleh 31 mahasiswa baik di tingkat magister maupun mahasiswa doktoral.
Kuliah dibuka oleh Farabi Fakih selaku ketua prodi pascasarjana. Kuliah dimulai dengan penyampaian beberapa pengetahuan seputar program pascasarjana di Departemen Sejarah. Program ini berupa: jadwal mata kuliah, tenaga pendidik, dan kegiatan diluar kuliah yang bisa diikuti oleh mahasiswa pascasarjana, seperti lokakarya, summer school, konferensi, seminar, paruh waktu departemen, dan lain-lain.
Hasna Fuadilla H. saat menyampaikan testimoninya ketika menempuh pendidikan pascasarjana Sejarah UGM. Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
Pada 11 Juli 2025, dari jam 09.00 hingga 12.00 WIB, telah terlaksana sosialisasi oleh Departemen Sejarah, yang bekerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), yang bertajuk “Program Pascasarjana Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Bagi Pegawai Arsip Nasional Republik Indonesia”. Acara dihadiri oleh Kepala ANRI, Dr. Mego Pinandito, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FIB UGM, Dr. Nur Saktiningrum, dan Ketua Program Studi S2 Sejarah, Dr. Farabi Fakih selaku pembicara.
Isu lingkungan yang muncul di abad ke-21 mungkin menjadi salah satu problem yang paling mendesak dan relevan bagi para akademisi dan juga aktivis lingkungan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Solusi yang selama ini tampak bersifat teknokratis nyatanya hanya cenderung menghasilkan marjinalisasi dan kekerasan yang terus berlanjut—bahkan terus menguat. Oleh karena itu, memahami dan mengeksplorasi ragam potensi dan juga limitasi yang ada atas permasalahan lingkungan merupakan sesuatu yang perlu dilakukan.
Pada Selasa, 24 Juni 2025, Departemen Sejarah telah melaksanakan seminar dengan judul “70 Tahun Konferensi Bandung: Dekolonisasi, Pengetahuan, dan Solidaritas Internasional”. Seminar berjalan selama tiga jam lebih, dari jam 10.00 hingga 13.00 WIB, dan dilaksanakan di Ruang Sidang I, Gedung Poerbatjaraka, FIB UGM. Acara dihadiri oleh tiga pembicara, yakni Dr. Wildan Sena Utama, Rachmi Diyah Larasati, dan Ita Fatia Nadila, dan seorang moderator, yakni Ayu Wulandari.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Wildan Sena Utama. Dalam presentasinya, ia berpendapat akan bagaimana Konferensi Asia-Afrika (KAA) menciptakan “momen Bandung”, yang melihat kekuatan kolektif dari berbagai negara dunia ketiga, baik yang sudah merdeka (seperti India dan Libya), maupun yang belum (seperti Pantai Gading). Kekuatan kolektif ini dipusatkan kepada usaha untuk mendokolonisasi tatanan dunia secara sistematis. Beberapa hal tersebut dilakukan melalui penawaran pendidikan gratis tanpa melihat latar belakang muridnya, dan penekanan kolonialisme terhadap realitas kebudayaan Asia-Afrika, seperti masyarakat Libya yang lebih fasih berbahasa Prancis ketimbang bahasa ibunya, yakni Arab.
Jakarta, 19–23 Mei 2025 — Mahasiswa Program Magister Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada melaksanakan kegiatan field study ke dua lembaga kearsipan dan pustaka nasional, yakni Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan kapasitas akademik dan metodologis mahasiswa dalam menelusuri sumber-sumber primer dan memahami praktik penelitian arsip serta informasi sejarah secara langsung.
The Internal Kick-Off Meeting for the Re:Sound project, titled “Restituting, Reconnecting, Reimagining Sound Heritage,” held on 14 April 2025, marked the official launch of a multiyear, multi-institutional research initiative focused on critically engaging with colonial-era sound archives. Conducted in a hybrid format—both in person at Universitas Gadjah Mada (UGM) in Yogyakarta and online via Zoom—the meeting gathered scholars, archivists, curators, students, and community-based practitioners from Indonesia, the Netherlands, and across Southeast Asia. Running from 2025 to 2028, Re:Sound seeks to rethink how sonic heritage is collected, curated, interpreted, and made accessible in the postcolonial present.
Pada 19 Mei 2025, dari jam 13.00 hingga 15.00 WIB di Ruang Multimedia lantai kedua dari Gedung Margono, telah terlaksana seminar sejarah yang membahas terkait perkebunan kolonial di Kepulauan Indonesia. Seminar ini dihadiri oleh Dr. Harro Maat, selaku pembicara seminar, dan moderator Dr. Farabi Fakih, M.Hum.
Dr. Harro membahas akan bagaimana perkebunan kolonial merupakan salah satu wujud nyata dalam aspek global dari sejarah agrikultur. Pada konteks Hindia Belanda, pengetahuan terkait budidaya perkebunan kolonial terutama berasal dari berbagai belahan dunia. Sebagai contoh, ia menggunakan studi kasus dari tanaman sawit. Ia menjelaskan akan bagaimana tanaman sawit yang ditanam berasal dari Afrika Barat, dan dibudidayakan secara ekstensif di Sumatera. Selain untuk dikomersialisasikan, melainkan juga dibuat untuk menjadi pelumas mesin uap, lilin, dan sabun.
Peserta mengikuti kegiatan MasterClass di Ruang 314, Gedung Soegondo, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Foto: Adi Setiawan